Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Abdus Salam: Jenius Ahmadiyah Peraih Nobel Fisika yang Dikubur Sejarah

Agregasi BBC Indonesia , Jurnalis-Selasa, 28 Maret 2023 |04:00 WIB
Abdus Salam: Jenius Ahmadiyah Peraih Nobel Fisika yang Dikubur Sejarah
Abdus Salam/Foto: BBC
A
A
A

Serangkaian kekerasan terhadap komunitas Ahmadiyah di Lahore pertama kali terjadi pada 1953. Pemerintah Kota Punjab mengeluarkan pernyataan resmi yang mengatakan jumlah korban tewas akibat kerusuhan ini 20 orang. Namun banyak yang memperkirakan jumlah korban tewas di lapangan jauh lebih tinggi, mencapai ratusan.

Sebuah aturan perundangan yang disahkan pada 1974 menyatakan jemaah Ahmadiyah bukan bagian dari Islam, sehingga hak-hak mereka dirampas. Belum lama ini, pada 2010, dua masjid Ahmadiyah di Pakistan diserang, menewaskan 94 orang dan melukai 120 lainnya.

"Sampai sekarang, bila seorang Ahmadiyah mengucapkan salam dengan cara Islami [di Pakistan], orang itu bisa secara hukum dipenjara selama tiga tahun," ungkap Shah.

Setelah kerusuhan pada 1953, Salam memutuskan angkat kaki dari Pakistan. Ia kembali mengajar di Cambridge selama beberapa tahun, sebelum pindah ke Imperial College, London, di mana dia membantu mendirikan departemen teori fisika.

Meski mengalami penolakan dari negaranya, dia tidak pernah bisa lepas dari Pakistan. Salam terus turut terlibat dalam proyek-proyek iptek negara. Pada 1961, dia ikut andil meluncurkan program luar angkasa Pakistan.

Di awal 1970-an, Salam melakukan tindakan kontroversial, terlibat dalam usaha Pakistan untuk membuat senjata nuklir.

Namun setelah Perdana Menteri Zulfikar Ali Bhutto mengesahkan aturan yang mengucilkan Jemaah Ahmadiyah pada 1974, Salam menarik diri dari seluruh kegiatan administrasi negara. Dia kemudian menjadi salah satu penentang paling lantang senjata nuklir.

Di 1979, lima tahun setelah hukum Pakistan menyatakan kaum Ahmadiyah sebagai non-Muslim, Abdus Salam menjadi orang Pakistan pertama yang memenangi Hadiah Nobel. Di mata dunia, dia adalah Muslim pertama yang menerima Nobel Fisika. Namun tidak di negaranya.

Di nisan Salam, yang terletak di Kota Rabwah, Pakistan, tadinya tertulis bahwa dia adalah Penerima Nobel Muslim pertama. Hingga pemerintah lokal memerintahkan untuk menggosok bersih kata 'Muslim'. Deskripsi yang sebagian hilang ini kemudian dijadikan judul film dokumenter Salam.

(Nanda Aria)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement