Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Edi Somad Prajurit yang Lolos dari Ujung Bedil Belanda

Tim Okezone , Jurnalis-Rabu, 12 April 2023 |04:02 WIB
Kisah Edi Somad Prajurit yang Lolos dari Ujung Bedil Belanda
Edi Somad (Foto: Dok Okezone)
A
A
A

Kala itu, Edi dibawa sebuah truk ke daerah bernama Cilendek, dekat Semplak, Bogor. Tiga hari lamanya dia ditahan dan diinterogasi perwira Belanda ‘totok’ yang diingatnya bernama Letnan Leo dan Hendrick, seorang pribumi yang ikut pasukan NICA (Nederlands Indie Civil Administratie).

“Ye ben extrimist? War Ye huis? Ditanya begitu pakai bahasa Belanda sama Letnan Leo itu yang artinya apa kamu ekstremis (pejuang)? Saya jawab pakai bahasa Belanda juga. ‘Nei meneer. Ik ben orange trader, meneer’ (Bukan tuan. Saya pedagang jeruk, tuan),” sambung pejuang kelahiran Kemayoran 1928 itu.

“Naturlijk (benar)? Tanya dia. Naturlijk, meneer (Benar, tuan) saja jawab begitu. Besoknya saya diiterogasi sama NICA kulit hitam namanya Hendrick. Saya disuruh mengaku sebagai ekstremis dengan cara yang lebih kasar. Kerah baju saja diangkat, ditodongin senjata jidat saya,” imbuhnya.

“Saya pasang (peluru di kepala) kamu ya! Gitu katanya. Saya tetap jawab tidak, saya bukan ekstremis. Habis itu saya dilempar ke lantai. Sementara itu ada orang lain yang juga ditahan tapi enggak bisa ngomong (bahasa) Belanda, dihantam popor (senapan) kepalanya. Disiksa segala macam,” kenangnya dengan mata berkaca-kaca.

Edi kembali diiterogasi Letnan Leo pada hari ketiga. Ketika seluruh pakaiannya diperiksa, ditemukanlah kartu pelajar HIS di salah satu saku pakaiannya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement