LONDON - Dunia internasional meminta perebuatan kekuasaan yang terjadi antara tentara Sudan dengan pasukan paramiliter segera dihentikan. Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Uni Eropa (UE) semuanya menyerukan untuk segera mengakhiri pertempuran perebutan kekuasaan yang terjadi di Sudan.
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterrres telah berbicara dengan Jenderal Burhan dan Jenderal Dagalo, mendesak mereka untuk mengakhiri kekerasan.
Duta Besar AS John Godfrey mengatakan dia "terbangun karena suara tembakan dan pertempuran yang sangat mengganggu", dan bahwa dia "berlindung di tempat bersama tim kedutaan, seperti yang dilakukan orang Sudan di seluruh Khartoum dan di tempat lain".
Reuters melaporkan Kedutaan Rusia juga prihatin dengan "peningkatan kekerasan" dan mendesak gencatan senjata.
RSF pada Sabtu (15/4/2023) mengklaim menguasai setidaknya tiga bandara, kediaman panglima militer dan istana presiden. Namun Jenderal Burhan membantahnya dalam sebuah wawancara dengan al-Jazeera.
Ada juga laporan tentang bentrokan di stasiun TV negara, yang menurut saksi mata sekarang dikendalikan oleh RSF.
Sebelumnya, RSF mengatakan bahwa salah satu kampnya di selatan Khartoum telah diserang. Dan pada Sabtu (15/4/2023) malam, Reuters melaporkan bahwa tentara melancarkan serangan udara di pangkalan RSF di barat laut kota, mengutip saksi mata.