Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Negara Konferensi Asia-Afrika Diajak Wujudkan Perdamaian Dunia Lewat Teknologi Informasi

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Selasa, 18 April 2023 |22:48 WIB
Negara Konferensi Asia-Afrika Diajak Wujudkan Perdamaian Dunia Lewat Teknologi Informasi
Ilustrasi (Foto: Dok Pemprov Jabar)
A
A
A

Dengan cara pandang ini, lanjut Rieke, maka pengumpulan informasi sebagai proses pengarsipan di era kontemporer yang memanfaatkan GPT, dapat digunakan sebagai instrumen konfirmasi kebenaran, keakuratan, keefektifan positif atas informasi yang disajikan.

"Perspektif tersebut sangat penting dalam menghadapi konstelasi geopolitik saat ini, termasuk untuk menjawab tantangan narasi ketakutan 'dunia akan gelap'," kata Rieke.

Ia menambahkan bahwa sejumlah kalangan meramalkan bahwa di tahun 2023, dunia akan masuk ke 'masa gelap', termasuk Indonesia. Bahkan, katanya, ramalan semacam itu berulang-ulang disampaikan oleh berbagai pihak.

"Analisis ini diutarakan para pihak pemilik kekuatan dalam percaturan politik global, yang agaknya ‘menular’ ke segelintir elit di Republik tercinta ini," katanya.

Ia menekankan, ramalan tersebut, di satu sisi, harusnya membuat bangsa Indonesia dan negara-negara Asia-Afrika menjadi lebih waspada dan segera merumuskan strategi untuk menghadapi dan mengatasinya. "Di sisi lain, saya jadi bertanya-tanya, apakah ramalan ini hasil analisis yang dalam, agar dunia tak masuk ke masa gelap. Atau, justru skenario yang telah dirancang oleh para ahli yang ditugaskan sebagai ‘ahli nujum’," ucap Rieke.

Terkait itu, Rieke kemudian mengajak negara-negara Asia-Afrika untuk tidak takut menghadapi berbagai ancaman global. Ia ingin negara-negara Asia-Afrika untuk menjadikan ramalan terkait 'masa gelap' itu dijadikan sebagai peringatan untuk berlaku waspada.

Ia pun mengulang pernyataan Bung Karno pada pidato di pembukaan KAA 1955, silam. “Ya, kita hidup dalam dunia yang penuh ketakutan, kehidupan manusia sekarang digerogoti dan getir oleh rasa ketakutan. Ketakutan akan masa depan, ketakutan akan bom hidrogen, ketakutan akan ideologi-ideologi. Mungkin rasa takut itu pada hakikatnya merupakan bahaya yang lebih besar daripada bahaya itu sendiri, sebab rasa takutlah yang mendorong orang berbuat bodoh, tanpa berpikir dan membahayakan,” tutur Rieke, kembali mengulang pidato Bung Karno.

Hadir dalam peringatan 68 tahun Konferensi Asia-Afrika tersebut beberapa pihak. Di antaranya Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia beserta jajarannya, pakar hubungan internasional Prof Hikmahanto Juwana.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement