Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Berkaca Kiai Dahlan Luruskan Arah Kiblat, Motode Hisab Tentukan Lebaran Diterapkan Seabad Lagi

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Rabu, 19 April 2023 |21:18 WIB
Berkaca Kiai Dahlan Luruskan Arah Kiblat, Motode Hisab Tentukan Lebaran Diterapkan Seabad Lagi
KH Ahmad Dahlan (Foto: Muhammadiyah)
A
A
A

JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir meyakini bahwa metode hisab akan digunakan secara umum oleh umat Islam di Indonesia, bahkan seluruh dunia.

Saat ini metode hisab dalam menentukan awal Syawal atau Hari Raya Idul Fitri 1444 H/Lebaran 2023 masih mendapatkan penolakan.

Haedar meyakini bahwa suatu saat umat Islam seluruh dunia akan menerapkan metode hisab wujudul hilal sebagai landasan dalam menentukan waktu-waktu penting ibadah yang lain umat Islam. Hal itu seperti penggunaan jam sebagai penanda waktu sholat.

“Sekarang kita bisa mudah sekali untuk sholat dzuhur dan segala macam tanpa harus melihat matahari,” kata Haedar dilansir dari Muhammadiyah.or.id, Rabu (19/4/2023).

Menurut dia, dalam menentukan waktu sholat dari golongan dan negara manapun sudah memakai jadwal yang sudah pasti.

Di sisi lain, Muhammadiyah ingin dalam menetapkan awal Ramadhan, 1 Syawal, dan 10 Dzulhijjah juga menggunakan motode seperti itu.

Ia memprakirakan penggunaan metode hisab untuk menentukan Ramadhan dan Sayawal secara umum akan membutuhkan waktu yang panjang. Bahkan, kata Haedar, bisa mencapai 1 abad.

Sehingga ketika masih terjadi perbedaan penentuan umat Islam tidak perlu saling menuding dan caci maki. “Kami pun menghargai bagi saudara-saudara, maupun negara yang masih menganut sistem dan metode lain," jelasnya.

Keyakinan Haedar berkaca pada sejarah KH. Ahmad Dahlan yang menentukan arah kiblat masjid di Indonesia memakai perhitungan ilmu falak. Saat itu, sambung dia, pada awalnya ditentang banyak pihak, namun yang dilakukan oleh Kiai Dahlan saat sudah diikuti seluruh umat Islam di Indonesia.

“Tapi sekarang alhamdulillah, bahkan Kementerian Agama membikin sertifikasi, bahwa setiap masjid harus dapat sertifikat arah kiblat yang benar. Bahwa perubahan untuk memakai kalender Islam global itu memerlukan waktu satu abad lagi,” imbuhnya.

Penggunaan metode hisab hakiki wujudul hilal, imbuh Haedar, merupakan landasan yang bisa digunakan oleh generasi mendatang supaya hidup menjadi praktis. Islam harus menjawab tantangan yang ada di masyarakat modern yang memerlukan kepastian.

“Kepastian transaksi, kepastian tentang hari dan tanggal dan lain sebagainya. Yang tidak pasti dalam terawangan kita kan kematian dan ajal,” ucapnya.

“Dan benda-benda langit itu juga beredar dengan kepastian. Apa ada bulan itu demi toleransi mundur dulu ?, bulan itu mau datang ya datang, matahari mau terbenam ya terbenam,” imbuh Haedar.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement