"Jika saya tinggal di rumah, saya tidak akan pernah berkembang sejauh ini. Saya tidak akan bisa mencapai ini,” lanjutnya.
Seperti Lugun, ratusan perempuan lain yang bekerja di pabrik mengubah wajah industri yang dulunya didominasi laki-laki. Bahkan perusahaan di daerah tersebut berfokus untuk mempekerjakan lebih banyak wanita dalam angkatan kerja mereka.
Gabriel India Ltd - sebuah perusahaan suku cadang mobil di Hosur - mengatakan bahwa lebih dari 20% pekerja di pabriknya adalah perempuan. Perusahaan mengatakan langkah itu masuk akal dari sudut pandang bisnis.
"Studi internal kami menunjukkan bahwa tingkat gesekan perempuan lebih rendah," kata Atul Jaggi, Presiden dan wakil direktur pelaksana Gabriel India.
Perusahaan memberikan tunjangan seperti akomodasi di tempat, makanan bersubsidi dan beberapa program pelatihan untuk menarik lebih banyak pekerja perempuan.
"Tidak perlu biaya lebih. Ini adalah fasilitas dasar yang harus dimiliki oleh setiap organisasi yang baik," terangnya.
Lagun pun setuju akan hal itu.
"Mengapa harus agar ekonomi India tumbuh, hanya laki-laki yang harus bekerja? Kami juga bisa membantu," katanya sambil mengawasi seorang rekan perempuan yang sedang melakukan finishing pada peredam kejut yang akan dipasang pada kendaraan roda dua.
Bagi Lagun secara pribadi, bagian yang paling menarik dari pekerjaannya adalah memberikan rasa kemandirian.
"Kadang-kadang ketika saya keluar dengan teman-teman saya, saya melihat sebuah sepeda motor yang dilengkapi dengan suku cadang kami. Dan saya berkata, lihat, saya berhasil. Itu membuat saya bahagia dan bangga," katanya.
(Susi Susanti)