Warga Serbia di Kosovo memboikot pemilihan umum bulan lalu di kota-kota di sisi utara negara itu, yang mengizinkan warga etnis Albania untuk mengambil alih kendali dewan-dewan kota meski jumlah pemilih yang menggunakan hak pilihnya sangat kecil, yaitu hanya 3,5 persen suara.
Pemerintahan Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti melantik para wali kota pekan lalu, menentang seruan Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS) untuk meredakan ketegangan. UE dan AS sama-sama memperjuangkan kemerdekaan wilayah itu dari Serbia pada 2008.
Banyak warga Serbia yang menuntut penarikan pasukan polisi Kosovo – yang kehadirannya di Kosovo utara telah lama memicu perlawanan – serta wali kota etnis Albania yang mereka anggap tidak mewakili mereka.
(Rahman Asmardika)