Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sejarah Pacuan Kuda di Singapura Selama 180 Tahun Akan Berakhir, Area Balap Disulap Jadi Perumahan

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 07 Juni 2023 |08:41 WIB
Sejarah Pacuan Kuda di Singapura Selama 180 Tahun Akan Berakhir, Area Balap Disulap Jadi Perumahan
Sejarah pacuan kuda di Singapura akan segera berakhir pada tahun depan (Foto: Singapore Turf Club)
A
A
A

SINGAPURA - Sejarah pacuan kuda di Singapura selama lebih dari 180 tahun akan segera berakhir.

Singapura telah mengumumkan jika satu-satunya arena balap di negara kecil di Asia Tenggara itu - Singapore Turf Club - akan mengadakan pertemuan terakhirnya pada tahun depan.

"Pacuan kuda memiliki sejarah panjang dan terkenal di Singapura," kata Singapore Turf Club dalam sebuah pernyataan pada Senin (5/6/2023) malam, dikutip BBC.

"Dengan berlanjutnya balapan hingga Grand Singapore Gold Cup ke-100 pada 5 Oktober 2024, Klub akan terus memastikan sportivitas, keamanan, dan integritas setiap balapan," tambahnya.

Pemerintah negara itu akan mengambil kembali lahan seluas 120 hektar, yang akan digunakan untuk perumahan publik dan swasta.

Pacuan kuda ini juga memiliki sejarah khusus dengan Ratu Elizabeth II, yang merupakan penggemar pacuan kuda dan peternak kuda pacu. Mendiang Ratu diketahui memiliki acara khusus yang dinamai menurut namanya di lapangan.

Almarhum Yang Mulia mempersembahkan Piala Ratu Elizabeth II perdana saat berkunjung ke Singapura pada 1972. Dia menghadiri balapan fitur untuk kedua kalinya pada 2006.

Olahraga ini diperkenalkan ke Singapura pada 1842, ketika pedagang Skotlandia William Henry Macleod Read dan beberapa peminat lainnya mendirikan Singapore Sporting Club.

Mereka mengubah sepetak semi-rawa di Farrer Park di Singapura tengah menjadi arena pacuan kuda. Pada 1924, situs ini berganti nama menjadi Singapore Turf Club.

Pacuan kuda terbukti populer tidak hanya di kalangan orang Eropa, dengan pertemuan-pertemuan juga menarik para pembalap Melayu dan Tionghoa yang kaya.

Pada tahun 1933, ketika popularitas pacuan kuda meningkat di pulau itu, jalurnya dipindahkan ke lokasi yang lebih besar di Bukit Timah di Singapura barat.

Pada Maret 2000, Singapore Turf Club pindah ke lokasinya saat ini di Kranji, di utara pulau. Arena pacuan kuda senilai 500 juta dolar Singapura ini memiliki tribun lima lantai, dengan kapasitas untuk 30.000 penonton.

Namun, Singapore Turf Club telah mengalami penurunan kehadiran selama dekade terakhir.

Pemerintah negara itu mengatakan tanah itu akan dibangun kembali untuk perumahan umum dan swasta untuk memenuhi "kebutuhan penggunaan tanah di masa depan".

"Singapura adalah negara-kota dengan lahan terbatas. Pemerintah terus meninjau rencana penggunaan lahannya untuk memenuhi kebutuhan saat ini sambil memastikan tersedianya lahan yang cukup untuk generasi mendatang," ungkapnya.

Kementerian Pembangunan Nasional juga mengatakan akan menjajaki penggunaan lain untuk lahan tersebut, termasuk fasilitas rekreasi dan rekreasi.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement