Alkisah, suatu hari ada seseorang mata-mata dari warga masyarakat yang melaporkan ke tentara sekutu bahwa ada pergerakan gerilyawan Indonesia di daerahnya. Laporan itu disampaikan setelah seseorang itu mengintai beberapa waktu hingga akhirnya beredar informasi adanya penyerbuan tentara sekutu ke tempat persembunyian pasukan Jenderal Sudirman dan KH. Masjkur.
"Tapi karena sudah ada pasukan beliau yang memata-matai juga akhirnya melaporkan ini mau diserang, akhirnya semua masuk di sungai," katanya.
Pasukan gerilyawan masuk ke sungai dengan mengandalkan rakit yang terbuat dari batang pohon pisang. Mereka lantas kabur menghindari kejaran tentara sekutu di tengah malam dipimpin oleh Jenderal Sudirman.
Mas'ud berujar sosok KH. Masjkur memang bukan hanya sebagai seorang ulama, cendekiawan, dan pejuang yang membentuk Laskar Hizbullah di Malang. Laskar Hizbullah inilah yang menjadi salah satu dari sekian banyak pasukan yang bertempur di Pertempuran 10 November 1945 Surabaya.
(Susi Susanti)