PARIS - Sebuah robot yang dapat menyelam hingga kedalaman 20.000 kaki (6.000 meter) di bawah air sedang dalam perjalanan untuk membantu menemukan kapal selam wisata yang menghilang saat turun melakukan ekspedisi ke bangkai kapal Titanic dan dapat membantu membebaskan kapal selam itu jika terjebak, kata operatornya pada Rabu, (21/6/2023).
Robot tak berawak, yang disebut Victor 6000, dapat menyelam lebih dalam dari peralatan lain yang sekarang ada di lokasi di Atlantik Utara. Robot itu memiliki lengan yang dapat dikendalikan dari jarak jauh untuk memotong kabel atau melakukan manuver lain untuk melepaskan kapal yang terjebak, kata operator tersebut sebagaimana dilansir Reuters.
Robot, yang berada di atas kapal penelitian Prancis, diperkirakan akan tiba pada Rabu malam, memberikan waktu yang terbatas untuk memberikan bantuan sebelum batas waktu Kamis, (22/6/2023) pagi ketika pasokan udara dalam kapal selam yang hilang itu diperkirakan akan habis.
“Victor tidak mampu mengangkat kapal selam itu sendiri,” kata Olivier Lefort, kepala operasi angkatan laut di Ifremer, lembaga penelitian laut Prancis yang mengoperasikan robot tersebut.
Namun dia mengatakan kepada Reuters bahwa robot tersebut dapat membantu mengaitkan kapal selam Titan, yang memiliki bobot 10 ton, ke sebuah kapal dengan kapasitas untuk mengangkatnya ke permukaan.
Titan hilang dengan lima orang di dalamnya tak lama setelah mulai turun pada Minggu, (18/6/2023) ke Titanic, kapal laut Inggris yang tenggelam pada 1912 setelah menabrak gunung es. Bangkai Titanic terletak di kedalaman sekira 12.500 kaki (3.810 meter).
“Victor mampu melakukan eksplorasi visual dengan semua peralatan video yang dimilikinya. Ia juga dilengkapi dengan lengan-lengan pemanipulasi yang bisa digunakan untuk melepaskan kapal selam, seperti memotong kabel atau hal-hal yang akan menghalanginya di bagian bawah,” ujarnya. dikatakan.
Ifremer adalah bagian dari tim yang menemukan bangkai kapal Titanic pada 1985 bersama arkeolog bawah air Amerika Robert Ballard.
Penjelajah Prancis Paul-Henri Nargeolet, (77), yang dilaporkan termasuk di antara lima orang di dalam kapal selam yang hilang, sebelumnya bekerja di Ifremer dan mengemudikan kapal selam Nautile andalannya yang digunakan untuk memeriksa bangkai kapal Titanic.
Ifremer mengirim kapal Atalante dengan robotnya atas permintaan Angkatan Laut Amerika Serikat (AS). Robot ini dioperasikan oleh kru yang beranggotakan 25 orang.
“Kami bisa bekerja nonstop hingga 72 jam, tidak perlu berhenti di malam hari,” ujarnya.
Penjaga Pantai AS mengatakan pesawat Kanada yang diperlengkapi untuk menemukan kapal selam telah mendeteksi suara di daerah tersebut. Media AS melaporkan bahwa suara tersebut termasuk dentuman dengan interval 30 menit.
“Kami tidak tahu apa yang terjadi. Suara-suara yang terdengar memberi kami harapan kapal selam itu berada di dasar laut dan orang-orang masih hidup, tetapi skenario lain mungkin terjadi,” kata Lefort.
"Bahkan jika harapan tipis, kami akan berusaha sepenuhnya."
(Rahman Asmardika)