MALANG - Ketua DPP Partai Perindo Bidang Hukum Internal Christophorus Taufik menyambut baik forum diskusi bertajuk Uji Publik Bacaleg DPR RI di Malang raya. Menurutnya, dari forum diskusi ini muncul masukan dan saran yang dapat digunakan ketika nanti terpilih sebagai wakil rakyat dari daerah Malang raya.
"Ini positif bagus sekali memang harus dibudayakan, supaya literasi politik, terus diskusi diskusi bisa terbuka sehingga masyarakat tahu siapa yang dipilih dan kenapa dipilih," ujar Christophorus Taufik, sesuai Uji Publik Bacaleg DPR RI dari Malang raya pada hotel berbintang di Kota Malang, Sabtu petang (24/6/2023).
Dari forum diskusi yang dihadiri tokoh akademisi dan tokoh masyarakat Malang raya ini Christ sapaan akrabnya, mengaku mendapat inspirasi baru dan bisa menyerap keresahan-keresahan yang terjadi di tingkat lokal, yang sebenarnya juga menjadi representasi nasional.
"Kebanyakan keresahan di tingkat lokal, jadi seperti banjir, kemacetan, Lalu ada kerjaan-keresahan mengenai bantuan modal. Lalu kita diskusi mengenai korupsi. Sebenarnya ini miniatur masalah nasional, tetapi yang dikemas oleh mereka menjadi keresahan-keresahan di tingkat lokal khususnya Malang raya," papar pria yang maju sebagai caleg dari partai politik yang ditetapkan oleh KPU bernomor urut 16 pada kertas suara Pemilu
2204.
Akademisi Universitas Brawijaya (UB) Prof. Muhammad Bisri menganggap penting adanya uji publik kepada para bakal calon legislatif (Bacaleg) yang maju dari Malang raya. Pasalnya dengan uji publik ini masyarakat bisa memilih wakilnya sesuai dengan yang dikenal dan mampu membantu persoalan di Malang raya.
"Untuk mengetahui kapasitas kapabilitas dari para calon legislatif ini supaya masyarakat tahu, kalau yang dipilih tidak salah pilih, mereka benar-benar kompenten di bidang masing-masing dan bisa membantu permasalahan masyarakat di Malang raya," ucap Muhammad Bisri.
Uji publik ini dinilai Bisri juga bisa jadi acuan untuk melihat kemampuan dan komitmen para calon wakil rakyat untuk membawa suara dari masyarakat Malang raya di parlemen. Apalagi momen uji publik seperti dinilainya cukup jarang dilaksanakan.
"Baru kali ini, harus mengenal malahan memang karena kadang bukan orang Malang tapi mewakili Malang, tapi paling tidak harus mengetahui kondisi di Malang Raya seperti apa," jelas pria yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Brawijaya ini.