MALANG - Polres Malang masih memburu sejumlah terduga pelaku penganiayaan yang menyebabkan meninggalnya mahasiswa asal Nusa Tenggara Timur (NTT). Polisi menyatakan telah mengantongi ciri-ciri pelaku pasca-penangkapan satu terduga pelaku lainnya.
Kapolres Malang AKBP Putu Kholis Aryana mengungkapkan, kendati mengamankan satu terduga pelaku penganiayaan, pihaknya masih mencari lebih dari dua terduga pelaku lainnya. Pihaknya juga telah membentuk tim gabungan yang memburu para terduga pelaku penganiayaan.
"Masih lebih dari dua orang (pelaku penganiayaan) yang belum kami tangkap, namun tim masih terus bergerak sampai hari ini," kata Putu Kholis Aryana, ditemui di Mapolres Malang, pada Jumat siang (30/6/2023).
Putu berpesan kepada para terduga pelaku lainnya yang masih melarikan diri untuk kooperatif. Sebab, tim gabungan kepolisian telah mengantongi ciri-ciri terduga pelaku, lengkap dengan identitasnya.
"Kepada pelaku yg lain saya minta kooperatif, pertanggungjawabkan perbuatan saudara di hadapan hukum," ungkap dia.
Namun, Putu tak mau menjelaskan secara detail pengejaran yang dilakukan oleh tim gabungan ini sampai mana. Pasalnya, satu terduga pelaku diamankan di Surabaya, pada Kamis malam 29 Juni 2023.
Dirinya hanya menegaskan untuk lokasi pencarian tidak akan dibeberkan lebih detail karena hal itu bagian dari penyelidikan, termasuk kemungkinan akan mencari juga di tempat tinggal asal terduga pelaku yakni di NTT.
"Itu bagian dari penyelidikan, belum bisa kami sebutkan. Mudah-mudahan tim gabungan yang bergerak sampai hari ini bisa segera bergerak manangkap para pelaku yang lain," katanya.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Polres Malang berhasil mengamankan satu terduga pelaku penganiayaan yang menyebabkan Keisnael Murri (23) mahasiswa asal Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, meregang nyawa. Satu pelaku ini ditangkap di wilayah Kota Surabaya pada Kamis malam, 29 Juni oleh tim gabungan.
Peristiwa penusukan menimpa Keisnael Murri (23) sendiri terjadi ketika korban seusai menghadiri pesta kelulusan salah satu kakak kelasnya, pada Minggu dini hari, 25 Juni 2023 sekitar pukul 00.45 WIB.
Korban diketahui bersama rekan-rekannya ikut pesta merayakan kelulusan kakak kelasnya. Pada pesta yang diwarnai minum miras itu korban meniggalkan lokasi sebelum pesta selesai. Disinyalir hal itu membuat sejumlah orang emosi dan tersinggung.
Hal ini membuat keributan terjadi di kafe itu. Tak hanya menewaskan pelaku, keributan ini juga menyebabkan kerusakan di kafe yang berada tepat di belakang Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).
Pasca kejadian itu, aksi sweeping terjadi di wilayah Tlogomas, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, pada Minggu malam, 25 Juni 2023. Aksi sweeping disinyalir karena teman-teman korban mencari keberadaan terduga pelaku yang melakukan pengeroyokan dan penganiayaan ke KM.
(Arief Setyadi )