“Yang dirampok Pitung itu bukan hanya orang Belanda. Lha ini buktinya rumah orang pribumi juga yang dirampok. Memang agak unik soal cerita Pitung ngerampok rumah ini, pake siasat segala. Dia kerjasama sama teman-temannya, di mana temannya yang merampok, terus Si Pitung menyamar jadi polisi Belanda saat itu,” sambung Beny.
“Dengan begitu, dia bisa menyita sementara barang-barang yang dirampok sebagai barang bukti. Nah, yang punya rumah disuruh urus ke kantor polisi di Meester Cornelis (kini Jatinegara). Tapi pas didatangi ke kantor polisi, enggak ada barang-barangnya, ternyata ditipu. Begitu salah satu caranya Pitung,” imbuhnya.
Sedikit kisah lagi tentang ketokohan Si Pitung yang dijadikan ikon. Saat Gubernur DKI Jakarta masih dijabat Ali Sadikin, Pemprov sempat kesulitan mencari figur asli Betawi yang dikenal semua orang.
“Dulu zamannya Ali Sadikin, Pemprov cari ikon Betawi. Dari beberapa kisah tokoh Betawi, ternyata banyak yang sebenarnya tokoh fiktif. Nah, waktu itu cuma ketemu tokoh Si Pitung yang memang tokoh nyata. Makanya dijadikanlah Si Pitung ikon Betawi,” ucapnya.
(Qur'anul Hidayat)