Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Belajar dari Perang Korut, Tekanan Besar Semakin Dirasa Korsel untuk Pasok Senjata ke Ukraina

Susi Susanti , Jurnalis-Minggu, 09 Juli 2023 |13:02 WIB
Belajar dari Perang Korut, Tekanan Besar Semakin Dirasa Korsel untuk Pasok Senjata ke Ukraina
Perang Rusia-Ukraina masih terus memanas dan tidak diketahui kapan akan berakhir (Foto: Reuters)
A
A
A

Dan setelah menderita terkait apakah akan memberi AS ratusan ribu peluru 155mm standar NATO, penjualan artileri secara pribadi kini telah disetujui. Tidak banyak yang bisa menghentikan Polandia dan AS mengirim senjata ini ke Ukraina. Memang, ada laporan (dalam bahasa Korea) bahwa beberapa amunisi sedang dalam proses pengiriman.

Ramon Pacheco Pardo, Ketua Korea di Sekolah Pemerintahan Brussel, yakin Seoul sadar pelurunya sedang dialihkan.

"Sulit bagi pemerintah Korea Selatan untuk berargumen bahwa senjata mematikan negara itu digunakan di Ukraina tanpa sepengetahuannya," katanya. Meskipun pemerintah Korea Selatan menolak untuk terlibat dalam kesepakatan tersebut, dengan alasan "kekhawatiran keamanan nasional", dan mengatakan bahwa kebijakan pasokan senjatanya tidak berubah.

Tetapi ketika Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska mengunjungi Seoul pada bulan Mei, diikuti oleh ketua Uni Eropa Ursula von der Leyen dan Charles Michel, senjata mematikan secara misterius tidak ada dalam daftar permintaan mereka. Menurut para diplomat Barat di Seoul, pasokan tidak langsung ini bekerja cukup baik, untuk saat ini.

Namun Duta Besar Ponomarenko mendesak pemerintah untuk berbuat lebih banyak dengan mengirimkan senjata langsung ke Ukraina. “Kami mengerti ini tidak mudah, jadi sebagai langkah pertama kami meminta Korea Selatan untuk memasok kami dengan senjata defensif daripada ofensif, seperti sistem anti-rudal dan anti-drone,” katanya.

Beberapa mempertanyakan perbedaan senjata Korea Selatan dalam perang.

"Kekuatan Korea Selatan ada pada fase pemulihan pascaperang daripada dukungan militer," kata Prof Kim Youngjun dari Universitas Pertahanan Nasional Korea, penasihat pemerintah.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement