Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Belajar dari Perang Korut, Tekanan Besar Semakin Dirasa Korsel untuk Pasok Senjata ke Ukraina

Susi Susanti , Jurnalis-Minggu, 09 Juli 2023 |13:02 WIB
Belajar dari Perang Korut, Tekanan Besar Semakin Dirasa Korsel untuk Pasok Senjata ke Ukraina
Perang Rusia-Ukraina masih terus memanas dan tidak diketahui kapan akan berakhir (Foto: Reuters)
A
A
A

“Pengalaman dan keahlian Korea dalam membangun jalan, rumah sakit, sekolah, telekomunikasi, akan lebih bermanfaat,” lanjutnya.

Duta Besar Ponomarenko tidak setuju. "Kami tahu bahwa Korea Selatan ingin berpartisipasi dalam rekonstruksi Ukraina, tetapi untuk memulai renovasi, kami harus mengakhiri perang. Dan untuk mengakhiri perang, kami memerlukan senjata mematikannya," katanya.

Kwon Ki-chang, yang menjabat sebagai duta besar Korea Selatan di Ukraina hingga 2021, menganggap negaranya harus menyetujui permintaan Kyiv.

Dia percaya Korea Selatan sedang menghadapi pilihan kritis, tentang apa yang ingin diperjuangkannya - apakah terus mendefinisikan kepentingan nasionalnya berdasarkan kepentingan ekonomi, atau apakah ingin memperjuangkan demokrasi dan kebebasan.

"Kita harus melepaskan diri dari mentalitas negara kecil kita dan tidak takut untuk menentang Rusia, untuk mempertahankan demokrasi dan kebebasan. Kita mungkin menderita kerugian ekonomi jangka pendek, tetapi kita dapat mengatasinya. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan,” ungkapnya.

Dengan Moskow yang benar-benar menyadari strategi pasokan tidak langsung Seoul, seorang pejabat Korea Selatan mengatakan kekapda BBC, bukan Rusia yang lagi dikhawatirkan pemerintah.

Sebuah jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan bahwa 56% warga Korea Selatan menentang bantuan tersebut, dengan 42% mendukung. Dengan pemilu tahun depan, pemerintah tidak ingin memberikan amunisi metaforis kepada oposisi.

Meskipun peristiwa di Ukraina mungkin memaksa tangannya.

Memperlunak pendiriannya, presiden Korea Selatan menyarankan pada bulan April bahwa jika Ukraina akan diserang sipil berskala besar, dia akan mempertimbangkan untuk mengirim senjata. Dikatakan dia juga melihat kesamaan antara perang Korea dan Ukraina.

Ketika perang di Ukraina pecah, beberapa politisi Korea Selatan memandangnya sebagai perang jarak jauh. Sekarang mereka berpendapat itu sudah terlalu dekat dengan rumah. Sedikit yang meragukan bahwa apa yang terjadi di Ukraina akan mengubah dunia, dengan dampak yang dirasakan di sini.

Apa yang harus diputuskan oleh presiden Korea Selatan, saat dia menuju ke KTT NATO, adalah apakah dia ingin mencoba mempengaruhi hasil atau hanya berurusan dengan konsekuensinya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement