RUSIA - Papan reklame yang memuat poster Presiden Rusia Vladimir Putin memegang Al Quran telah muncul di kota-kota Lebanon di tengah ketegangan seputar Al Quran di beberapa negara Eropa.
Dilansir dari laman Republik Word dan Sputnik, poster pada reklame tersebut menampilkan gambar Presiden Rusia yang sedang mendekap Al Quran di dadanya dengan tulisan “Penjaga dan Pelindung Agama”. Visual dari papan reklame itu menjadi viral secara online di media sosial.
Foto yang termuat dalam poster itu diambil pada saat Presiden Rusia, Vladimir Putin mengunjungi Masjid Dzhuma di Derben, Dagestan, Rusia pada 28 Juni lalu. Disana ia diberikan kitab suci umat Islam, yakni Al-Qur’an. Pada saat itu, Putin juga menjelaskan bahwa tidak menghormati Al-Qur’an atau kitab suci agama lainnya adalah kejahatan di Rusia, tidak seperti beberapa negara lain. Ia juga menambahkan bahwa negara akan mematuhi aturan legislatif ini setiap saat.
Kepala Kantor Roslivan untuk Kerjasama Rusia-Lebanon, Nasruddin menyinggung mengenai pembakaran Al-Qur’an yang terjadi di Swedia beberapa waktu lalu. Menurut dia, dengan gerakan ini Presiden Rusia menunjukkan kepada dunia bagaimana buku-buku agama (kitab suci) harus diperlakukan.
Sebelumnya diketahui bahwa telah terjadi pembakaran Al-Qur’an oleh seorang imigran Kristen Irak di luar Masjid Stockholm, Swedia pada hari raya Idul Adha. Imigran tersebut merobek lalu membakar Al-Qur’an. Polisi Swedia mengizinkan demonstrasi tersebut sedangkan Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson mengatakan bahwa izin itu sah tetapi tidak pantas. Tragedi ini kemudian memicu kecaman luas dari seluruh dunia.
Negara-negara Muslim telah mendesak untuk memberlakukan larangan. Sejalan dengan hal tersebut, Menteri Kehakiman Swedia, Gunnar Strömmer mengatakan bahwa pemerintah mungkin saja terbuka untuk mengubah undang-undang.
“Kami telah melihat penangkapan di Swedia atas dugaan persiapan serangan teroris. Ada penangkapan di Jerman atas dugaan persiapan serangan teroris terhadap Swedia sehubungan dengan hal ini. Kami juga dapat melihat bahwa pembakaran Al-Quran minggu lalu telah terjadi. menimbulkan ancaman terhadap keamanan internal kami,” kata Gunnar Strömmer kepada surat kabar Swedia, Aftonbladet, pada Selasa (11/7/2023).
Ia menambahkan bahwa perlu dilakukan analisis terhadap situasi hukum sehubungan dengan peristiwa musim semi serta keputusan tersebut. Analisis sendiri tengah dilakukan dan mereka akan kembali dengan beberapa kesimpulan.
(Susi Susanti)