Salah satu dari dua sarkofagus dihiasi dengan gambar anggur dan yang lainnya dengan lumba-lumba, kata A'utul, yang organisasinya mengawasi pekerjaan dengan bantuan dari lembaga bantuan Prancis Premiere Urgance International.
“Kami membutuhkan dana untuk melestarikan situs arkeologi ini agar sejarah tidak hilang,” tambahnya.
A'utul mengatakan dia berharap situs itu menjadi tujuan wisata, dengan museum untuk memamerkan temuannya.
Meski cuaca panas, setidaknya 25 insinyur dan teknisi terlibat pada Minggu, (23/7/2023) dalam menggali, membersihkan tanah, dan mengawetkan kerangka. Mereka juga telah menyatukan guci-guci tanah liat yang ditemukan di dalam beberapa kuburan.
"Ini belum pernah terjadi sebelumnya," kata Jamal Abu Reida, Direktur Jenderal Kementerian Purbakala Gaza.