 
                Dalam sebuah wawancara pada Selasa (1/8/2023), gubernur negara bagian São Paulo Tarcisio de Freitas mengatakan dua petugas polisi termasuk di antara mereka yang tewas dalam bentrokan.
Amnesty International mengatakan penggerebekan polisi Guarujá menunjukkan "tanda-tanda yang jelas untuk membalas dendam atas kematian seorang petugas polisi".
Menurut laporan media setempat, di Rio de Janeiro, seorang gembong perdagangan narkoba dan seorang pengedar termasuk di antara 10 orang yang tewas pada Rabu (2/8/2023).
Empat lainnya terluka, termasuk seorang petugas polisi.
Menurut polisi militer kota, operasi di Complexo da Penha, sekelompok favela di utara kota, diluncurkan setelah informasi intelijen menyatakan bahwa pertemuan para pemimpin lalu lintas narkoba akan berlangsung di daerah tersebut.
Saksi mata mengatakan kepada media lokal bahwa mereka mendengar beberapa tembakan dan bentrokan antara anggota geng bersenjata berat dan polisi.
Taliria Petrone, anggota legislatif negara bagian Rio, mengutuk operasi tersebut. Dia mengatakan "tidak ada penjelasan bagi negara untuk terus mengubah kehidupan di favela menjadi neraka seperti ini".
Sekolah di sekitar Complexo da Penha tidak dibuka pada hari Rabu, memaksa sekitar 3.220 siswa untuk tinggal di rumah.
Kunjungan rumah yang diselenggarakan oleh dinas kesehatan nasional juga ditangguhkan karena masalah keamanan.