Personil angkatan bersenjata akan dimobilisasi di seluruh wilayah ini untuk menjamin keamanan warga dan ketenangan negara, serta berlangsungnya pemilu yang bebas dan demokratis pada tanggal 20 Agustus mendatang sebagaimana direncanakan oleh dewan pemilu nasional,” kata Lasso sebagaimana dilansir VOA Indonesia.
Sebelum insiden pembunuhan itu Villavicencio mengatakan telah menerima sejumlah ancaman pembunuhan, termasuk dari pemimpin Kartel Sinaloa di Meksiko, salah satu dari kelompok kriminal terorganisir yang kini beroperasi di Ekuador. Villavicencio juga menyampaikan kembali ancaman tersebut dalam pidato politik terakhirnya di Quito.
Kantor Jaksa Agung Ekuador mengatakan tersangka pembunuhan Villavicencio meninggal karena luka-luka yang dideritanya setelah ditangkap aparat keamanan.
Persaingan antar geng telah memicu memburuknya kondisi keamanan Ekuador, negara yang sebelumnya dikenal tenang dan stabil. Kekerasan meningkat menyusul masuknya kelompok narkoba ke negara Amerika Selatan itu beberapa tahun belakangan.