JAKARTA – Beberapa hari ini masalah polusi udara yang mendera ibu kota Indonesia, Jakarta menarik perhatian banyak orang. Termasuk menjadi pemberitaan di media asing.
Beberapa media beramai-ramai menurunkan masalah polusi dengan beragam judul dan sudut pandang.
Seperti judul ‘Indonesia's capital named world's most polluted city’ yang ditulis CNA, ‘Jakarta named world’s most polluted city, as Indonesian residents worry about health risks’ yang ditulis South China Morning Post (SCMP), lalu ‘Jakarta pollution blamed for respiratory problems’, yang ditulis Asia News Network.
India Today juga menurunkan artikel senada berjudul 'Jakarta tops list of most polluted cities globally, children's health at risk'.
The Star juga menurunkan artikel berjudul 'Jakarta air pollution hits new dangerous heights; reading now 16 times higher than what is considered safe as Indonesians fear health risks'.
BBC juga menurunkan tema yang sama dengan judul ‘Jakarta: Living with asthma in the world's most polluted city’.
Beberapa artikel ini banyak menekankan tentang dampak buruk polusi bagi kesehatan. Terutama bagi mereka yang sudah memiliki Riwayat penyakit pernapasan. Seperti artikel yang diturunkan BBC.
Berbagai dokter menyarankan Farah Noorfirman untuk meninggalkan kampung halamannya di Jakarta demi kesehatannya.
Penderita asma berusia 22 tahun itu sering memakai masker dan membawa inhaler, namun kualitas udara di kota tidak membantu.