Kemudian pada 1952 sistem moneter direformasi menggunakan mata uang tunggal, Riyal Saudi. Mata uang ini didukung oleh guinea emas Saudi, yang setara dengan kedaulatan emas Inggris, hingga pada tahun 1959 ketika sistem sudah memakai uang kertas yang dikeluarkan oleh Badan Moneter Arab Saudi, yaitu Bank Sentral Saudi, diciptakan.
Sebelum Riyal Saudi dipatok ke dolar AS, mata uang ini dipatok ke Special Drawing Rights (SDR), yang merupakan aset cadangan mata uang yang ciptakan International Monetary Fund (IMF).
Spekulasi terhadap Riyal sempat naik ke level tertinggi dalam 20 tahun terakhir. Pada tahun 2007 ketika Federal Reserve AS memangkas suku bunga setelah Resesi Besar. Bank Sentral Saudi memilih untuk tidak mengikutinya karena khawatir akan hiperinflasi, dan mempertahankan nilai tukar 3,75 SAR.
(Rahman Asmardika)