ATLANTA – Upaya mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk mengundur waktu persidangan hingga 2026 telah menemui kegagalan setelah Hakim Tanya Chutkan memutuskan bahwa sidang terkait upaya campur tangan Taipan New York itu dalam Pilpres 2020 akan dimulai pada Maret 2024. Upaya Trump untuk mengundur persidangan itu diduga sebagai salah satu taktik agar dia bisa mengampuni dirinya sendiri jika terpilih kembali menjadi presiden.
Dilaporkan bahwa pengacara Trump meminta persidangan diundur sampai 26 April 2026, yang akan menguntungkan Trump jika dia memenangkan Pilpres 2024. Jika hal itu terjadi, Trump kan memasuki masa jabatan keduanya dan persidangannya akan dilaksanakan lebih dari dua tahun dari sekarang.
Namun hakim menyatakan bahwa hal tersebut tidak masuk akal dan menolak usulan kubu Trump itu
Pada Senin, (28/8/2023) Hakim Tanya Chutkan mengumumkan mulai 4 Maret 2023 Trump akan melakukan persidangan melawan Departemen Kehakiman (DOJ) dengan tuduhan mencoba membatalkan pemilu 2020. Jaksa wilayah di Fulton County, Georgia menyampaikan bahwa Trump harus ke pengadilan atas tuduhan mengganggu pemilu di negara bagian tersebut pada tanggal tersebut.
Kasus lainnya datang dari Manhattan, Trump, yang dituduh telah melakukan lebih dari 30 tindak pidana kejahatan, tersangkut dengan pembayaran uang tutup mulut kepada seorang aktris porno menjelang pemilu 2016. Persidangan kasus ini sudah dijadwalkan dimulai pada 25 Maret.
Dia juga menghadapi persidangan tingkat federal di Washington, yang jika berlangsung selama lebih dari 11 minggu, persidangan di tingkat federal lainnya akan terganggu, karena jadwal yang ditetapkan bertabrakan.
Selain persidangan di Washington Trump juga didakwa menyimpan dokumen rahasia secara ilegal setelah masa jabatannya habis dan mencegah pemerintah untuk mengambil dokumen tersebut. Sidang dakwaan itu telah dijadwalkan pada akhir Mei di Florida.
Hakim Chutkan mengatakan bahwa ia sudah berbicara dengan hakim yang menangani kasus Manhattan, para hakim, jaksa dan tim pembela juga masih mengatasi masalah penjadwalan untuk empat persidangan pidana tahun depan saat Trump sedang berkampanye.
“Tuan Trump seperti terdakwa lainnya, harus tetap memastikan tanggal persidangannya tetap berjalan apapun tanggalnya,” kata Chutkan. “Ada kepentingan masyarakat terhadap persidangan yang cepat.”
Pengacara Trump menyampaikan bahwa mereka membutuhkan banyak waktu untuk melakukan pertemuan, dan pada hari Senin, Chutkan membalas argumen tersebut bahwa jumlah waktu yang ditetapkan “jauh melebihi apa yang diperlukan.”
Menurut laporan yang ditulis oleh Times, Trump tidak merahasiakan percakapannya dengan para pembantunya bahwa ia ingin menyelesaikan permasalahan hukumnya yang rumit dengan memenangkan pemilu 2024.
Jika salah satu dari dua persidangan federalnya ditunda sampai pemilu berakhir dan Trump menang, ia bisa meminta kepada jaksa agung untuk mengabaikan kasusnya atau menerima pengampunan.
Meskipun secara teori Trump tetap bisa ikut serta dalam pemilihan presiden setelah ia selesai menerima hukuman, dan mampu memaafkan dirinya pada saat masa hukuman berlangsung jika ia terpilih, hal tersebut akan jauh lebih rumit.
(Rahman Asmardika)