4. Guinea
Kolonel Mamady Doumbouya, komandan pasukan khusus Guinea yang dilatih AS, menggulingkan Presiden Alpha Condé pada September 2021, setelah bertahun-tahun melakukan protes terhadap Condé karena mengubah konstitusi untuk memberikan masa jabatan ketiga bagi dirinya sendiri dan mencebloskan kandidat oposisi ke penjara.
AS mengutuk kudeta tersebut dan menghentikan bantuan militer, termasuk mengirimkan tim kecil Pasukan Khusus AS untuk melatih pasukan khusus Guinea.
Di tengah ancaman dan protes kekerasan yang sedang berlangsung, Doumbouya setuju untuk mengembalikan Guinea ke pemerintahan sipil dengan transisi selama 24 bulan yang dimulai pada awal 2023.
5. Chad
Pada April 2021, Presiden Idriss Déby terbunuh dalam operasi militer melawan pemberontakan di perbatasan utara Chad.
Peristiwa tersebut seharusnya menaikkan ketua parlemen ke kursi kepresidenan. Namun, dewan militer mengambil alih kekuasaan dan mengangkat putra Déby, Jenderal Mahamat Idriss Déby, sebagai presiden.
AS tidak secara resmi menjatuhkan sanksi terhadap negara ini setelah transisi kekuasaan yang tidak konstitusional.