Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

KTT Ke-43 ASEAN, Pengamat: Ketidakhadiran Biden, Timor Leste hingga Konflik Laut China Selatan Harus Jadi Atensi

Khafid Mardiyansyah , Jurnalis-Minggu, 03 September 2023 |22:37 WIB
KTT Ke-43 ASEAN, Pengamat: Ketidakhadiran Biden, Timor Leste hingga Konflik Laut China Selatan Harus Jadi Atensi
Pengamat Intelijen dan Militer, Nuning Kertopati (Foto: MPI)
A
A
A

JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN pada 5-7 September 2023. Sejumlah negara non-ASEAN pun diundang untuk berpartisipasi dalam KTT tersebut, Salah satunya adalah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.

Setelah beberapa hari beredar spekulasi bahwa Biden akan melewatkan KTT ASEAN, Gedung Putih akhirnya mengonfirmasinya pada Selasa (22 Agustus) lalu. Mereka mengatakan, presiden AS dijadwalkan menghadiri KTT G20 di India pada 7 hingga 10 September, sementara Wakil Presiden Kamala Harris yang akan ke Jakarta pada 4 hingga 7 September.

Menurut Pengamat Intelijen dan Militer, Susaningtyas Nefo Handayani Kertapati, ketidakhadiran Biden akan memunculkan spekulasi soal komitmen Washington terhadap organisasi beranggotakan 10 negara Asia Tenggara itu.

Hal ini juga dapat berujung kepada semakin merapatnya beberapa negara anggota ASEAN ke Beijing, sehingga membuat China kian menancapkan pengaruhnya di kawasan.

"Di sini kita bisa menaruh harapan bahwa ketidak hadiran Biden itu berhalangan secara teknis. Tetapi bila absennya karena persoalan politis maka ASEAN harus antisipasi lebih dalam," kata wanita yang akrab disapa Nuning itu dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (3/9/2024).

Menurut Nuning, meskipun Biden diwakili Kamala Harris Wapresnya, Harris tidaklah sama dengan Biden. ASEAN harus lebih jeli menganalisa AS dengan porosnya di Asia Pasifik. Jangan lupa bahwa AS sudah punya AUKUS, yang lebih kedepankan nilai ekonomi dengan target yang jelas.

AUKUS adalah aliansi militer antara AS, Inggris dan Australia yang dibentuk pada September 2021 sebagai respons langsung atas upaya China yang mengembangkan kemampuan nuklir mereka. 

"Hal lain yang perlu diatensi adalah perlu ditinjau apakah ada keuntungan politik bagi Indonesia dengan menerima Timor Leste menjadi anggota ASEAN? Jangan sampai Timor Leste nanti Justru menjadi kepanjangan Australia? Jangan sampai nanti Timor Leste justru menjadi pengganggu setiap ASEAN mengambil keputusan bersama," katanya.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement