AFSEL – Presiden Afrika Selatan (Afsel) Cyril Ramaphosa mengatakan penyelidikan independen tidak menemukan bukti bahwa Afsel memasok senjata ke Rusia.
Panel tersebut menolak klaim yang dibuat oleh duta besar Amerika Serikat (AS) untuk Afrika Selatan bahwa sebuah kapal Rusia memuat amunisi dan senjata di Cape Town pada Desember tahun lalu.
Tuduhan tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai netralitas negara tersebut dalam perang dengan Ukraina.
Ramaphosa mengatakan hal itu telah merusak mata uang dan reputasi negara.
“Panel menemukan bahwa tidak ada bukti yang mendukung klaim bahwa kapal tersebut mengangkut senjata dari Afrika Selatan dengan tujuan Rusia,” kata presiden dalam pidatonya yang disiarkan televisi pada Minggu (3/9/2023), dikutip BBC.
“Tidak ada izin yang dikeluarkan untuk ekspor senjata dan tidak ada senjata yang diekspor,” lanjutnya.
Penyelidikan malah menemukan bahwa kapal kargo Rusia telah mengirimkan kiriman senjata dari Rusia ke Afrika Selatan, yang dipesan pada 2018.
Klaim Duta Besar Reuben Brigety merujuk pada berlabuhnya Lady R di pangkalan angkatan laut Simon's Town antara tanggal 6 dan 8 Desember 2022.
Dia mengatakan pada konferensi pers di Pretoria pada bulan Mei bahwa dia “yakin” senjata dan amunisi dimuat ke kapal “saat dalam perjalanan kembali ke Rusia”.
Sehari kemudian, Kementerian Luar Negeri Afrika Selatan mengatakan Brigety telah "meminta maaf tanpa syarat" atas klaim tersebut.
Menulis di media sosial setelah pertemuan tersebut, Brigety mengatakan dia "bersyukur atas kesempatan untuk memperbaiki kesalahpahaman yang ditinggalkan oleh pernyataan publik saya".
Ramaphosa memerintahkan penyelidikan independen yang dipimpin hakim setelah komentar Brigety.
"Tak satu pun dari orang-orang yang melontarkan tuduhan ini bisa memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaim yang dilontarkan terhadap negara kita," kata Ramaphosa setelah kesimpulan penyelidikan.
Presiden hanya akan merilis ringkasan eksekutif laporan tersebut, demi alasan keamanan.
Penyelidikan tersebut telah mengunjungi pangkalan angkatan laut, mendengarkan hampir 50 orang dan meninjau lebih dari 100 dokumen, tambah Ramaphosa.
Afrika Selatan telah berupaya menjaga hubungan persahabatan dengan Rusia sejak invasi mereka ke Ukraina pada Februari 2022, yang menuai kritik dari Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya.
Negara ini adalah satu dari sedikit negara yang abstain dari sejumlah pemungutan suara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai konflik tersebut, dan menolak untuk secara terbuka mengutuk Rusia mengenai masalah tersebut.
Sebelumnya, AS telah menyampaikan kekhawatirannya mengenai latihan angkatan laut gabungan antara Rusia dan Afrika Selatan.
(Susi Susanti)