KYIV – Serangan Rusia di sebuah pelabuhan di wilayah Odesa, Ukraina, pada Minggu, (3/9/2023), terjadi sehari sebelum Presiden Rusia Vladimir Putin dijadwalkan bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk membahas kembali perjanjian bijian-bijian Laut Hitam yang diputuskan oleh Moskow pada Juli 2023.
Dilansir dari The Washington Times, dua orang harus dirawat di rumah sakit setelah serangan pesawat tak berawak (drone) milik Rusia menyerang pelabuhan Reni selama 3,5 jam.
“Pasukan Rusia menembakkan 25 pesawat tak berawak Shahed buatan Iran di sepanjang Sungai Donau pada Minggu dini hari, 22 (pesawat tak berawak) di antaranya ditembak jatuh oleh pertahanan udara,” kata Angkatan Udara Ukraina dalam sebuah pernyataan di Telegram.
Kepala staf Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Andriy Yermak, mendeskripsikan serangan tersebut sebagai bagian dari upaya Rusia "untuk memprovokasi krisis pangan dan kelaparan di dunia."
Sementara dari pihak Rusia, Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa serangan drone tersebut ditujukan pada fasilitas penyimpanan bahan bakar yang digunakan untuk menyuplai peralatan militer.
Di sisi lain, pertemuan antara Putin dan Erdogan untuk mendiskusikan pembaharuan inisiatif biji-bijian Laut Hitam, telah dikonfirmasi oleh para pejabat Turki dan akan berlangsung pada Senin, (4/9/2023), di Sochi, pantai barat daya Rusia, sebagaimana dikutip dari PBS.
Kesepakatan yang sebelumnya ditengahi oleh PBB dan Turki pada bulan Juli 2022 ini telah mengizinkan hampir 33 juta metrik ton (36 juta ton) biji-bijian dan komoditas lainnya meninggalkan tiga pelabuhan Ukraina dengan aman meskipun di tengah berlangsungnya perang Rusia.
Namun, Rusia melepaskan diri dari perjanjian tersebut setelah mengklaim bahwa kesepakatan yang menjanjikan untuk menghilangkan hambatan terhadap ekspor makanan dan pupuk Rusia tidak dipenuhi.
Menurut laporan dari PBS, pada Kamis nanti KTT Sochi akan menyusul pembicaraan (diskusi) antara menteri luar negeri Rusia dan Turki, di mana Rusia akan memberi daftar tindakan yang harus diambil Barat agar ekspor Laut Hitam Ukraina dapat dilanjutkan.
Erdogan sendiri telah menunjukkan simpati terhadap posisi Putin saat ini. Juli lalu, ia mengatakan bahwa Putin memiliki harapan-harapan tertentu dari negara-negara Barat atas kesepakatan biji-bijian Laut Hitam dan sangat penting bagi Barat untuk mengambil tindakan dalam hal tersebut.
(Susi Susanti)