RUSIA – Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negara-negara Barat berbohong kepada Rusia ketika mereka menyatakan bahwa tujuan kemanusiaan dari inisiatif Laut Hitam adalah untuk mengirimkan gandum Ukraina ke negara-negara termiskin di dunia.
Berbicara pada konferensi pers setelah pertemuan dengan timpalannya Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Sochi pada Senin (4/9/2023), Putin menyatakan bahwa lebih dari 70% gandum yang dikirim keluar dari pelabuhan Ukraina sebagai bagian dari perjanjian tersebut telah berakhir di Uni Eropa (UE) dan negara-negara kaya lainnya.
“Bagian yang diterima oleh negara-negara yang paling membutuhkan pangan hanya sebesar 3%. Itu kurang dari 1 juta ton,” terangnya, dikutip RT.
Presiden menuduh bahwa meskipun Rusia telah memberikan jaminan keamanan untuk pengiriman biji-bijian, “pihak lain” telah menggunakan koridor kemanusiaan untuk melakukan serangan teroris terhadap fasilitas sipil dan militer Rusia.
Seperti diketahui, kesepakatan gandum yang ditengahi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Turki awalnya berlaku pada Juli 2022. Dan sejak itu Ukraina berulang kali melancarkan serangan drone terhadap berbagai sasaran di Laut Hitam. Serangan tersebut termasuk serangan terhadap kapal kargo, markas Armada Laut Hitam Rusia di kota pelabuhan Sevastopol, dan Jembatan Krimea yang menghubungkan semenanjung Krimea dengan daratan Rusia.
“Hal ini tidak dapat ditoleransi lagi,” lanjutnya.
Putin bersikeras bahwa Moskow telah “dipaksa” untuk menghentikan keikutsertaannya dalam kesepakatan gandum pada pertengahan Juli tahun ini, dan menuduh Barat menolak untuk menepati janjinya dan mencabut sanksi terhadap ekspor pupuk Rusia dan produk-produk lainnya. produk pertanian.
Namun, jika AS dan UE memenuhi kewajiban mereka dan menghapus pembatasan tersebut, Moskow akan mempertimbangkan untuk memberlakukan kembali perjanjian tersebut.
Dia menambahkan bahwa Rusia akan terus mengekspor produk makanan dan pupuk untuk memperbaiki situasi industri pertanian global.
(Susi Susanti)