Meskipun pemerintahan yang bermarkas di Benghazi telah menangani masalah-masalah di bagian timur negara itu, pemerintah saingannya, yang diakui secara internasional di ibu kota, Tripoli, juga terlibat.
Perdana Menterinya, Abdulhamid Dbeiba, mengatakan pada Minggu (10/9/2023) bahwa ia telah mengarahkan semua lembaga negara untuk "segera menangani" kerusakan dan banjir.
Sementara itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libya mengatakan pihaknya mengikuti badai tersebut dengan cermat dan akan memberikan bantuan darurat sebagai dukungan upaya respons di tingkat lokal dan nasional".
Libya telah terpecah menjadi dua pemerintahan yang bersaing sejak tahun 2014, menyusul pembunuhan pemimpin lama Muammar Kahadafi pada 2011.
Kedua pemerintahan mengumumkan tiga hari berkabung setelah Badai Daniel melanda.
Pekan lalu, bencana ini melanda Yunani, Turki dan Bulgaria, menewaskan lebih dari selusin orang.
Mesir pada Senin (11/9/2023) bersiap menghadapi Badai Daniel dan pada malam harinya. Organisasi meteorologi negara tersebut mengatakan awan hujan telah berlipat ganda di pantai barat laut.
Para ilmuwan iklim telah memperingatkan bahwa pemanasan global berarti lebih banyak air yang menguap selama musim panas, sehingga menyebabkan badai yang lebih dahsyat.
(Susi Susanti)