Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Penguasa Mataram Bercumbu dengan Nyi Roro Kidul

Arief Setyadi , Jurnalis-Rabu, 13 September 2023 |06:10 WIB
Kisah Penguasa Mataram Bercumbu dengan Nyi Roro Kidul
Ilustrasi Nyi Roro Kidul (Foto: Ist)
A
A
A

JAKARTA - Panembahan Senopati ing Alaga Sayidin Panatagama merupakan Raja pertama Kerajaan Mataram. Namun, ada kisah di balik dirinya sebelum menjadi penguasa di Mataram.

Panembahan Senopati membuat penguasa segoro kidul (Laut Selatan), Nyai Roro Kidul ketar-ketir karena kekuatan doa yang dipanjatkan kepada Yang Maha Kuasa. Angin puting beliung bercampur hujan deras mendadak muncul.

Kemudian, gelombang laut setinggi gunung bergulung-gulung membuat pohon-pohon di pantai seketika ambruk. Air laut menjadi panas mendidih.

Dalam buku ‘Babad Tanah Jawi: Mulai dari Nabi Adam sampai Tahun 1647’ yang ditulis sejarawan Belanda WL Olthof, dikisahkan Nyi Roro Kidul atau Kanjeng Ratu Kidul heran dengan apa yang terjadi.

"Selama hidupku, belum pernah aku menyaksikan laut seperti ini. Kenapa ini? Apa kena gara-gara, apa karena matahari jatuh, atau apa mau kiamat,” kata Roro Kidul.

Olthof menerjemahkan, mahakarya sastra Jawa berupa tembang macapat ‘Babad Tanah Jawi’ yang mengisahkan tentang Mataram dan isinya serta silsilah raja-raja Jawa.

Penembahan Senopati mendatangi Laut Selatan bukan tanpa alasan. Namun, langkah kakinya atas perintah sang Paman, Ki Juru Martani. Kala itu, Panembahan Senopati memang sedang gundah gulana yang terus memikirkan kapan menjadi raja yang menguasai seluruh Tanah Jawa, turun-temurun hingga anak cucu.

Dalam Babad Tanah Jawi dikisahkan, suatu ketika Ki Juru Martani menghampiri Panembahan Senopati yang sedang tiduran di Lipura. Kemudian, riba-tiba jatuh bintang bercahaya di dada keponakannya itu.

Bintang yang sinarnya terang benderang itu lantas berucap memberitahukan, Panembahan Senopati akan menjadi raja di Mataram tanpa tanding. Ia akan menjadi raja kaya raya dan disegani oleh musuh.

Wangsit dari bintang itu tak urung membuat Raden Bagus Dananjaya atau Raden Ngabehi Saloring Pasar (nama Panembahan Senopati) gelisah. Dalam pikiran Panembahan Senopati, terbesit sudah waktunya dia mengambil alih Kerajaan Pajang.

Kegelisahan Panembahan Senopati ditangkap Ki Juru Martani yang kemudian mengingatkan, ucapan bintang bercahaya itu tak lain suara gaib yang belum tentu benar.

Hal tersebut ternyata Panembahan Senopati bingung. “Kalau menurut nasihatku, mari bersama memohon kepada Allah, segala yang sulit semoga dipermudahkan. Mari berbagi tugas. Kamu pergilah ke Laut Kidul, sementara aku akan ke Gunung Merapi. Mari kita bersama-sama berangkat,” kata Juru Martani.

Senopati bergegas menuju Kali Ompak dan terjun ke sungai berenang seturut aliran air. Huru-hara di samudera selatan membangunkan Nyi Roro Kidul yang sedang beristirahat di pembaringannya yang bertabur emas, berhias intan, berlian dan batu mulia lainnya.

Dalam Babad Tanah Jawi menggambarkan Kanjeng Ratu Kidul menguasai seluruh makhluk halus di Jawa. Dia lalu memperlihatkan diri kepada Panembahan Senopati. Segera didekati, lalu bersujud di kakinya dan berkata dengan hormat.

“Semoga berkenan menghilangkan sedih hati agar hilang pula goro-goro (bencana) ini. Kasihanilah, sebab laut ini saya yang jaga,” kata Nyi Roro Kidul.

Usai mendengar hal tersebut, Senopati merasa gembira. Prahara pun berhenti. Ikan-ikan yang mati hidup lagi. Sementara Nyi Roro Kidul menyembah dengan gerakan menggoda seraya pulang kembali ke samudera.

Namun, saat itu Senopati ternyata juga dirundung kasmaran. Dia pun mengikuti berjalan di atas air menuju kerajaan Nyi Roro Kidul. Ia betul-betul terkesima dan tak ragu untuk mengutarakan isi hatinya.

“Ni mas, saya ingin sekali melihat tempat tidurmu,” katanya.

“Marilah tidak usah malu-malu, saya selalu menunggu, Paduka empunya,” jawab Nyi Roro Kidul.

Selama tiga hari tiga malam, Panembahan Senipati tinggal di Laut Selatan dan bermesraan dengan Nyi Roro Kidul. Panembahan Senopati juga mendapat petunjuk bahwa dirinya akan menjadi raja yang mampu menguasai manusia, jin dan peri.

(Arief Setyadi )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement