Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kala Soekarno Bakar Semangat Rakyat Aceh: Sekarang Giliran Kita Mengusir Penjajah Belanda!

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Jum'at, 15 September 2023 |05:08 WIB
Kala Soekarno Bakar Semangat Rakyat Aceh: Sekarang Giliran Kita Mengusir Penjajah Belanda!
Presiden Soekarno. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

PASCA-Agresi Militer I Belanda dan Perjanjian Renville, sejumlah wilayah RI terkepung negara-negara boneka buatan Belanda macam Negara Indonesia Timur atau Negara Pasundan. Situasi genting Republik Indonesia yang baru berusia dua tahun lebih pada medio Juni 1948 itu membuat Presiden Soekarno mendatangi Aceh.

Tak pelak, Aceh pun disebut jadi modal yang sangat penting untuk mempertahankan Proklamasi 17 Agustus 1945. Soekarno pun mengunjungi bumi serambi Mekah pada 15 Juni 1948 bersama Menteri Dalam Negeri Dr. Sukiman dan mendarat di landasan Lhok Nga, untuk bertemu berbagai tokoh masyarakat di Aceh, dengan membawa misi “hidup-mati” terkait keutuhan RI.

 BACA JUGA:

Seperti dikutip dari buku ‘Aceh Daerah Modal’, Soekarno menjalani kunjungan tiga hari untuk berdialog dengan Tengku Daud Beureuh di Markas Divisi X Komandemen Sumatera, Bireuen. Dalam pertemuan itu, Soekarno, demi membangkitkan rasa patriotisme segenap rakyat Aceh, mengungkit kembali perlawanan melawan kolonial Belanda di Aceh.

“Rakyat Aceh dalam sejarah dikenal sebagai pejuang yang paling gigih menentang penjajahan Belanda. Berpuluh-puluh tahun rakyat Aceh berperang melawan kolonialisme Belanda. Sekarang giliran kita untuk mengusir penjajah Belanda dari bumi persada tercinta ini” seru Soekarno.

“Di mana-mana Belanda sudah mendirikan negara boneka untuk mengepung Republik Indonesia. Sudah waktunya sekarang pemuda-pemuda Aceh yang berdarah pahlawan, siap melakukan ‘Perang Sabil’ untuk mengusir kaum penjajah,” tambahnya.

Dalam dialog berikutnya di Gubernuran Kutaraja (kini Banda Aceh), disepakati “Bireuen Agreement”, untuk merumuskan doktrin perang semesta, di mana lima butir isinya adalah mobilisasi umum, mengalirkan pasukan dan logistik memenangkan pertempuran Medan Area, pembenahan kilang senjata di Aceh, pengadaan pesawat terbang “Seulawah RI-001", serta penguatan siaran radio untuk meng-counter propaganda Belanda.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement