Pengajuan tersebut mengacu pada pernyataan spesifik dan unggahan online yang dibuat oleh Trump serta orang-orang, termasuk Hakim Chutkan, yang diduga menghadapi intimidasi setelah Trump mengkritik pernyataan tersebut.
Dalam salah satu komentar yang dirujuk oleh jaksa, Trump menyebutnya sebagai "seorang penipu yang menyamar sebagai hakim" dan "seorang Obama yang radikal". Mereka berpendapat bahwa seorang wanita yang ditangkap karena menelepon hakim dan melontarkan ancaman pembunuhan rasis terjadi karena kritik Trump.
Pengajuan tersebut juga mengutip serangan yang dilakukan Trump terhadap petugas pemilu di Georgia dan mantan asisten keamanan sibernya yang diduga mengakibatkan pelecehan oleh para pendukungnya.
Pada Jumat (15/9/2023) juga terungkap bahwa Twitter diam-diam mengirimkan pesan langsung dari akun Trump ke tim Smith.
Twitter menentang keputusan tersebut, namun akhirnya terpaksa menyerahkan 32 pesan langsung. Tidak ada informasi mengenai pesan-pesan tersebut yang dirilis, termasuk apakah pesan-pesan tersebut dikirim atau diterima oleh Trump, atau merupakan konsep yang tidak terkirim.
Trump, yang saat ini menjadi kandidat terdepan dalam pencalonan presiden Partai Republik pada 2024, menghadapi masalah hukum yang semakin besar.
Dia telah didakwa secara pidana sebanyak empat kali, termasuk dalam penyelidikan federal mengenai upaya untuk membatalkan hasil pemilihan presiden 2020.
(Susi Susanti)