Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kala Soebandrio Gertak NU, Sebut Intelijen PKI Lebih Unggul

Erha Aprili Ramadhoni , Jurnalis-Rabu, 27 September 2023 |05:20 WIB
Kala Soebandrio Gertak NU, Sebut Intelijen PKI Lebih Unggul
Kala Soebandrio gertak NU, nilai intelijen PKI lebih unggul. (Ist)
A
A
A

Istilah itu dicurigai sebagai sandi gerakan terkait dengan langkah PKI menyiapkan Dewan Revolusi serta Gerakan 30 September 1965.

Selain istilah Senam Revolusioner, menjelang peristiwa 30 September 1965, juga muncul ungkapan Ibu Pertiwi sudah Hamil Tua. Ungkapan itu pertama kali datang dari anggota CC PKI Anwar Sanusi.

Di tengah situasi krisis ekonomi dan politik tanah air, pernyataan Ibu Pertiwi sudah hamil tua itu dilontarkan berkali-kali oleh para tokoh PKI. Para lawan-lawan PKI menangkap pernyataan itu sebagai sebuah sandi gerakan politik.

“Ibu Pertiwi sudah hamil tua, yang akan segera melahirkan satu kekuatan baru”.

Pada 30 September 1965 sebuah gerakan yang menamakan diri Gerakan 30 September melakukan aksi penculikan sejumlah perwira tinggi Angkatan Darat yang dituding sebagai Dewan Jenderal.

Gerakan penculikan sekaligus pembunuhan dilakukan Dewan Revolusi yang dipimpin oleh Letkol Untung Sutopo. Upaya perebutan kekuasaan itu dalam waktu cepat berhasil dipadamkan.

Pasca G30S PKI, sejumlah pimpinan, kader, serta seluruh simpatisan PKI di Indonesia diburu dan ditangkap. Ketua CC PKI DN Aidit, Njoto dan Untung Sutopo dieksekusi mati.

Pada 12 Maret 1966 PKI dibubarkan dan secara resmi dinyatakan sebagai partai terlarang.

(Erha Aprili Ramadhoni)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement