Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Gletser Swiss Menyusut 10% dalam 2 Tahun, Ancam Pencairan Es Lebih Cepat

Susi Susanti , Jurnalis-Jum'at, 29 September 2023 |14:05 WIB
Gletser Swiss Menyusut 10% dalam 2 Tahun, Ancam Pencairan Es Lebih Cepat
Gletser Swiss mencair 10% dalam 2 tahun (Foto: Matthias Huss)
A
A
A

SWISS - Gletser Swiss telah kehilangan 4% volumenya pada tahun ini. Angka ini menjadi kerugian terbesar kedua sepanjang sejarah setelah rekor pencairan pada tahun lalu sebesar 6%.

Angka statistik ini dimuat dalam laporan tahunan Swiss Glacier Monitoring Network (Glamos). Tim peneliti yang terlibat dalam laporan ini telah memantau 176 dari 1.400 gletser di Swiss selama bertahun-tahun.

Mereka memperingatkan bahwa sekarang mungkin sudah terlambat untuk menyelamatkan banyak ladang es di pegunungan, bahkan jika target iklim terpenuhi.

"Mengerikan sekali," kata Kepala Glamos Matthias Huss, dikutip BBC.

Hanya dalam dua tahun, gletser di Swiss telah kehilangan 10% total volumenya. Ini menjadi jumlah yang sama dengan hilangnya gletser dalam tiga dekade antara 1960 dan 1990.

Ahli glasiologi yang mengukur es mengaku tidak merasa nyaman dengan kenyataan bahwa pencairan es tahun ini sedikit lebih kecil dibandingkan rekor tahun lalu.

"Ini masih merupakan tahun paling negatif kedua sejak pengukuran dimulai," ujarnya.

"Sungguh menyedihkan melihat kejadian ekstrem tahun lalu terulang kembali,” lanjutnya.

Para peneliti mengatakan kerugian ini disebabkan oleh musim panas yang sangat hangat berturut-turut, dan curah salju yang sangat sedikit pada musim dingin lalu. Jika pola cuaca ini terus berlanjut, pencairan es akan semakin cepat.

Beberapa gletser kecil di Swiss telah menghilang.

Tahun ini para peneliti berhenti memantau gletser St Annafirn karena tidak ada lagi es yang layak diukur.

Jumlah lainnya menyusut begitu cepat sehingga kecil kemungkinannya bisa diselamatkan. Bahkan jika suhu global tetap berada dalam target kenaikan Paris sebesar 1,5C.

Tanpa pengurangan dramatis gas rumah kaca yang terkait dengan pemanasan global, para ahli gletser memperingatkan bahwa gletser yang lebih besar seperti Aletsch, yang esnya sekarang setebal 800m (2.624 kaki), bisa hilang dalam satu generasi.

“Setiap kali saya kembali ke lokasi yang telah saya pantau selama bertahun-tahun, keadaannya berbeda,” terangnya.

“Esnya lebih kecil, tipis, dan lebih abu-abu. Ini sangat menyedihkan,” lanjutnya.

Namun hilangnya gletser lebih dari sekadar kehilangan pemandangan menakjubkan.

Es, yang biasanya menumpuk di musim dingin dan mencair perlahan di musim panas, menyediakan air segar yang penting bagi sungai-sungai di Eropa, untuk mengairi tanaman di Eropa atau untuk mendinginkan pembangkit listrik tenaga nuklirnya.

Tahun lalu dan tahun ini, pelayaran di sungai Rhine, jalur air utama bagi angkutan barang di Eropa, harus dibatasi karena perairannya menjadi terlalu dangkal.

Selama rekor suhu panas pada 2022, ikan dikeluarkan dari sungai-sungai di Swiss dan disimpan dalam tangki-tangki, karena air sungai itu sendiri menjadi terlalu hangat dan terlalu langka bagi ikan untuk bertahan hidup.

“Gletser sangat penting untuk mengomunikasikan perubahan iklim, karena mereka sangat terlihat,” ungkapnya.

“Jika tidak ada mitigasi iklim, kita akan kehilangan semua gletser di pegunungan Alpen pada 2100,” tambahnya.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement