LONDON – Perusahaan pertahanan terbesar Inggris, BAE Systems, telah memenangkan kontrak senilai USD4,82 miliar (Rp75 triliun) untuk membangun kapal selam generasi baru. Hal ini seiring dengan kemajuan pakta keamanan AUKUS antara Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia.
“Kami sangat bangga atas peran kami dalam melaksanakan program kapal selam tri-negara yang sangat penting ini,” kata Kepala Eksekutif BAE Systems Charles Woodburn, dikutip BBC.
BAE mengatakan dana tersebut akan digunakan untuk membiayai pekerjaan hingga 2028. Pembuatan kapal diperkirakan akan dimulai pada akhir dekade ini.
Kapal selam SSN-Aukus pertama dijadwalkan akan dikirimkan pada akhir 2030-an.
Baik Inggris dan Australia akan menggunakan kapal selam SSN-Aukus, yang didasarkan pada desain Inggris.
“Investasi bernilai miliaran pound dalam program kapal selam Aukus akan membantu memberikan kemampuan kapal selam pemburu-pembunuh jangka panjang yang dibutuhkan Inggris untuk mempertahankan keunggulan strategis kami dan mengamankan posisi terdepan kami dalam tatanan global yang diperebutkan,” kata Menteri Pertahanan (Menhan) Inggris Grant Shapps saat konferensi partai Konservatif dimulai di Manchester.
BAE mengatakan SSN-Aukus akan menjadi kapal selam serang terbesar, terkuat dan tercanggih yang pernah dioperasikan oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris. Nantinya kapal ini akan menggantikan kelas Astute, yang dibangun di lokasinya di Barrow-in-Furness, Cumbria.
Perjanjian tersebut akan memberikan pekerjaan selama puluhan tahun di galangan kapal Barrow-in-Furness, yang mempekerjakan lebih dari 10.000 orang.
Perusahaan mengatakan kesepakatan itu juga akan mendanai investasi yang signifikan di lokasi tersebut, investasi dalam rantai pasokan dan perekrutan lebih dari 5.000 pekerja.
Menurut situs web perusahaan, BAE mempekerjakan 39.600 orang di Inggris dan memiliki total tenaga kerja global lebih dari 93.000 orang.
Kontraktor pertahanan besar Inggris lainnya juga mendapat dorongan dari kesepakatan Aukus.
Pakta tersebut bertujuan untuk melawan ambisi China atau Tiongkok di kawasan Indo-Pasifik.
Beijing mengecam keras ketiga negara tersebut atas kesepakatan tersebut.
Pada Maret lalu, ketiga negara tersebut mengumumkan rincian dari apa yang disebut pakta Aukus untuk menyediakan kapal selam serang bertenaga nuklir kepada Australia pada akhir 2030-an.
Masih di bulan yang sama itu, Kapal Selam Rolls-Royce dipastikan akan menyediakan semua pembangkit reaktor nuklir yang akan menggerakkan kapal SSN-Aukus.
Pada Juni lalu, Rolls-Royce mengatakan akan menggandakan ukuran fasilitas Raynesway di Derby sebagai hasil dari kesepakatan tersebut. Pada Minggu (1/10/2023), Babcock International, yang memelihara dan mendukung kapal selam Inggris, mengatakan telah menandatangani kontrak lima tahun dengan Kementerian Pertahanan untuk mengerjakan desain SSN-Aukus.
Seperti diketahui, aliansi keamanan Aukus – yang pertama kali diumumkan pada September 2021 – berulang kali menuai kritik dari Tiongkok.
Namun, ketiga negara Barat mengatakan kesepakatan itu bertujuan untuk menopang stabilitas di Indo-Pasifik.
(Susi Susanti)