Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

HUT ke-25, PSMTI Perkenalkan Budaya Tionghoa yang Jadi Bagian Persatuan Indonesia

Muhammad Farhan , Jurnalis-Selasa, 03 Oktober 2023 |00:53 WIB
HUT ke-25, PSMTI Perkenalkan Budaya Tionghoa yang Jadi Bagian Persatuan Indonesia
PSMTI rayakan HUT ke-25/Foto: MPI
A
A
A

 

JAKARTA - Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) menghelat ulang tahun yang ke-25 di Gedung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Senin (2/10/2023). Dengan tema 'Pesta Demokrasi Sukses, PSMTI Maju, Indonesia Sejahtera', PSMTI berharap pertambahan usianya di 25 tahun tetap dapat menjaga persatuan dan kesatuan di Indonesia di tengah gegap gempitanya tahun politik pada Pemilu 2024 mendatang.

Ketua panitia perayaan HUT ke-25 PSMTI, Peng Suyoto mengatakan, perayaan ini dilangsungkan guna memperkenalkan kembali budaya Tionghoa di Indonesia. Mengingat Taman Budaya Tionghoa terletak di TMII, Suyoto menyampaikan ulang tahun ini dirayakan dalam semarak tradisi Tionghoa yang bersama dengan suku dan etnis lainnya di Indonesia.

 BACA JUGA:

"Kami di sini datang dari 32 provinsi yang ada di seluruh Indonesia sehingga kita juga ingin memperkenalkan Taman Budaya Tionghoa yang ada di Taman Mini Indonesia Indah. Disini dimaksudkan agar persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia ditampilkan rukun bersama dalam ulang tahun kami yang ke-25," ujar Suyoto kepada MPI di lokasi, Selasa (3/10/2023).

Suyoto menyampaikan, selain merayakan ulang tahun, PSMTI juga meluncurkan buku tentang perjalanan Suku Tionghoa Indonesia dan perannya dalam membangun negeri yang berjudul 'Sejarah orang Tionghoa di Nusantara'. Ia mengatakan buku tersebut ditulis oleh 32 akademisi di Universitas Negeri dari seluruh Indonesia.

 BACA JUGA:

“Banyak yang menyangka Suku Tionghoa itu datang di abad 8 karena tulisan sebelumnya oleh seorang pendeta I Ching yang berkelana di Nusantara. Tetapi dengan adanya akademisi-akademisi menulis sejak abad ke-2 setelah masehi sudah ditemukan jejak orang Tionghoa datang, itu menjadi hal referensi yang baru bagi para akademisi dan sejarawan yang ingin lebih banyak mengetahui jejak orang Tionghoa di Indonesia,” ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Harian I PSMTI tersebut.

Dalam gelarannya, para pengurus dan tokoh-tokoh PSMTI yang hadir ikut mengenakan batik merah dan batik berwarna perak. Hal ini diperlihatkan pula oleh Executive Chairman MNC, Hary Tanoesoedibjo yang hadir mengenakan batik perak yang cerah.

"Kalau batik merah itu dinas dari PSMTI. Sedangkan batik silver ini didesain khusus guna menyambut tahun perak, ini didesain khusus dengan maksud orang Tionghoa mengharumkan Indonesia," jelas Suyoto.

Serentaknya pakaian batik bagi PSMTI ini diprakarsai karena bertepatan dengan hari Batik Nasional. PSMTI meminta para tamu undangan untuk mengenakan pakaian batik. Selain hari Batik Nasional, puncak HUT PSMTI juga merayakan Festival Kue Bulan atau Moon Festival.

"PSMTI ingin memperkenalkan kepada masyarakat luas bahwa PSMTI memiliki kekompakkan hubungan sosial, budaya, dan kebersamaan antara keluarga-keluarga dengan marga atau keturunan Tionghoa di Indonesia serta memelihara tradisi Tionghoa di Indonesia, termasuk dalam hal pendidikan, budaya, dan kegiatan amal," jelas Suyoto.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement