Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Cegah Cyber Bullying, DPR Dorong Pemahaman Materi Literasi Digital di Sekolah

Achmad Al Fiqri , Jurnalis-Selasa, 03 Oktober 2023 |16:47 WIB
Cegah <i>Cyber Bullying</i>, DPR Dorong Pemahaman Materi Literasi Digital di Sekolah
Ilustrasi (Foto: Freepik)
A
A
A

 

JAKARTA - Ketua DPR RI Puan Maharani menyoroti banyaknya dampak negatif dari perkembangan teknologi pada anak seperti kekerasan, bullying atau perundungan, hingga dampak lain yang sampai pada ranah pidana. Menurutnya, materi literasi digital untuk anak-anak perlu diterapkan di bangku sekolah.

“Literasi digital dapat membantu anak-anak dalam memahami etika dan perilaku yang tepat di dunia maya. Mereka diajarkan bagaimana berkomunikasi secara sopan dan menghormati orang lain dalam berbagai platform online,” ucap Puan, Selasa (3/10/2023).

Puan pun menyoroti kasus bunuh diri seorang siswi di Kabupaten Timur Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT) belum lama ini. Perempuan berusia 16 tahun itu, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri karena mendapatkan cyber harassment akibat foto syurnya beredar di media sosial. Ironisnya, siswi tersebut merekam aksi gantung dirinya dengan menggunakan telepon seluler.

Tak hanya itu, Puan juga menyoritu dampak lain kurangnya literasi digital terlihat dalam kasus pembakaran sekolah yang dilakukan siswa SMP Negeri 1 Temanggung akibat mengalami cyber bullying.

Siswa berinisial AR (14) membakar sekolahnya sendiri karena sakit hati sering dirundung kawan-kawannya. AR diduga dirundung dengan cara dibully secara verbal dan di-bully di media sosial.

Atas dasar itu, Puan berkata, literasi digital sangat berperan bagi anak agar dapat menyaring hal yang tidak baik dari gencarnya perkembangan teknologi. Pasalnya, materi literasi digital itu dapat membantu mengurangi kasus di dunia maya.

“Literasi digital pada pembelajaran formal diharapkan membantu mengurangi kasus pelecehan di dunia maya, cyber bullying dan meningkatkan pemahaman anak-anak tentang dampak kata-kata dan tindakan online,” ucap Puan.

Dengan literasi digital yang kuat, ia menilai, anak-anak dapat memahami sumber informasi, mengevaluasi potensi, dan membuat keputusan yang lebih baik berdasarkan informasi yang didapat dari dunia maya.

“Literasi digital bukan lagi hanya menjadi pilihan, melainkan suatu keharusan bagi pendidikan anak-anak di masa kini dan masa depan,” tegas Puan.

Kendati demikian, Puan mendorong Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (kemendikbudristek) untuk memasukan pemahaman akan literasi digital dalam satuan pendidikan. Menurutnya, implementasi Kurikulum Merdeka Belajar perlu memperhatikan dampak kemajuan era teknologi.

 BACA JUGA:

“Anak-anak yang dilengkapi dengan literasi digital dapat mengidentifikasi dan menghindari potensi risiko online seperti perundungan cyber, penipuan, dan konten yang tidak pantas. Mereka juga akan tahu cara melindungi privasi mereka secara online,” jelasnya.

Tak hanya siswa, ia merasa, guru juga perlu memahami esensi dari literasi digital, termasuk konsep tentang kemajuan teknologi yang memengaruhi kehidupan siswa secara keseluruhan. Hal itu juga akan menjadi aksi penghalang dalam segala bentuk cyber bullying, cyber harassment dan cyber porn.

 BACA JUGA:

“Guru juga harus diberi pelatihan tentang keamanan digital, termasuk bagaimana melindungi informasi pribadi mereka sendiri dan memberikan nasihat kepada siswa tentang praktik keamanan online yang aman,” ungkap Puan.

“Mereka juga harus tahu cara menghadapi potensi ancaman seperti perundungan cyber bagi para siswa,” imbuhnya.

(Fakhrizal Fakhri )

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement