ISRAEL - Juru bicara Angkatan Pertahanan Israel mengatakan ada hal-hal yang ingin dia klarifikasi dan tekankan serta perjelas.
“Warga sipil Palestina di Gaza bukanlah musuh kami dan kami tidak menargetkan mereka,” terangnya, dikutip BBC.
“Kami mencoba melakukan hal yang benar, kami mencoba mengevakuasi warga sipil untuk meminimalkan risiko bagi mereka,” lanjutnya.
"Sangat menyedihkan dan disesalkan bahwa begitu banyak media yang fokus pada tindakan kami alih-alih menempatkan tanggung jawab pada entitas yang mengatur jalur Gaza, yaitu Hamas,” ujarnya.
"Semua ini adalah perbuatan Hamas. Kami merespons situasi ini. Kami berusaha untuk tidak menyerang warga sipil atau infrastruktur mereka,” terangnya.
Menurut pihak berwenang Palestina, hampir 2.000 orang telah tewas dalam kampanye pemboman Israel di Jalur Gaza sejak serangan Hamas seminggu lalu.
Sementara itu, Hamas dilaporkan telah menyandera lebih dari 120 tentara Israel.
Angkatan Pertahanan Israel baru saja memberikan informasi terkini mengenai situasi penyanderaan.
“Sampai saat ini, IDF telah mengkonfirmasi bahwa lebih dari 120 warga sipil ditawan di Gaza oleh organisasi teroris Hamas,” tulisnya di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.
Seperti diketahui, para pemimpin tim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Gaza pada Kamis (12/10/2023) diberitahu oleh petugas penghubung mereka di militer Israel bahwa seluruh penduduk di utara Wadi Gaza harus mengungsi ke Gaza selatan dalam waktu 24 jam.
Stephane Dujarric, juru bicara sekretaris jenderal PBB mengatakan Israel menyampaikan pesan tersebut kepada tim PBB di Gaza sebelum tengah malam waktu setempat pada Kamis (12/10/2023).
“Jumlahnya sekitar 1,1 juta orang. Perintah yang sama berlaku untuk semua staf PBB dan mereka yang berlindung di fasilitas PBB – termasuk sekolah, pusat kesehatan dan klinik,” kata pernyataan PBB.
(Susi Susanti)