Bazoum menolak untuk mengundurkan diri secara resmi. Meskipun ia disandera, ia dapat menerbitkan sebuah artikel di ‘The Washington Post’ yang menyatakan bahwa ia adalah seorang sandera dan bahwa kudeta tersebut akan memiliki "konsekuensi yang menghancurkan bagi negara kita, kawasan kita, dan seluruh dunia".
Segera setelah penggulingan Bazoum, Presiden AS Joe Biden menyerukan agar dia "segera dibebaskan", dan demi "melestarikan demokrasi yang telah diperoleh dengan susah payah di Niger".
Hal ini menyusul berakhirnya batas waktu yang ditetapkan oleh Ecowas, sebuah blok kekuasaan di negara-negara Afrika Barat, bagi para pemimpin kudeta untuk mundur.
Ancaman intervensi militer tidak ditindaklanjuti, dan junta terus mengabaikan tuntutan kebebasan presiden.
Partai Bazoum dan anggota keluarganya mengatakan dia tidak punya akses terhadap air bersih, listrik, atau makanan segar.
(Susi Susanti)