Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Sejarah Colosseum Roma

Salsabila Fitirah Puteri , Jurnalis-Senin, 23 Oktober 2023 |15:05 WIB
Sejarah Colosseum Roma
Sejarah Colosseum Roma (Foto: Stuff)
A
A
A

Ukuran totalnya adalah 620 kali 513 kaki (189 kali 156 meter). Tiga lantai dari arena dikelilingi oleh arcade dengan rangkaian kolom yang berbeda dalam ordo Doric, Ionic, dan Corinthian. Susunan kolom-kolom ini yang meninggi dalam struktur menjadi dasar bagi kodifikasi Renaisans yang dikenal sebagai gaya arsitektur klasik. Kerangka struktural utama dan fasadnya terbuat dari batu travertine, sedangkan dinding sekundernya terbuat dari batu tufa vulkanik. Adapun bagian dalam mangkuk dan kubah arcade menggunakan beton.

Colosseum digunakan untuk berbagai pertunjukan, termasuk pertarungan gladiator, pertandingan antara manusia dan hewan, serta simulasi pertempuran laut. Walaupun tidak bisa dipastikan apakah arena ini digunakan untuk penganiayaan terhadap umat Kristen pada awalnya.

Colosseum memiliki kapasitas sekitar 50.000 penonton yang bisa dilindungi dari sinar matahari oleh velarium, tenda besar yang bisa dibuka dan ditutup. Velarium ini ditarik dan diperpanjang oleh ratusan pelaut Romawi yang bekerja dari corbels di bagian atas Colosseum.

Colosseum mengalami beberapa perubahan penggunaan yang signifikan. Pada akhir abad ke-6, ada sebuah kapel kecil yang dibangun di dalam bangunan ini, meskipun tampaknya tidak memberikan makna agama khusus bagi Colosseum secara keseluruhan. Arena bahkan diubah menjadi lokasi pemakaman. Banyak ruang berkubah di arkade di bawah bagian tempat duduk, dengan diubah menjadi tempat tinggal dan bengkel, dan beberapa catatan menunjukkan bahwa mereka masih disewakan hingga abad ke-12.

Pada abad ke-12, dua keluarga terkemuka, Frangipane dan Annibaldi, menjadikan arena tersebut sebagai benteng pribadi mereka. Pada akhir abad ke-15, Paus Alexander VI mengizinkan Colosseum digunakan sebagai tambang batu. Setelah lebih dari satu milenium diabaikan, upaya restorasi yang dibiayai oleh negara dimulai pada tahun 1990-an.

Ketika abad pertengahan, Colosseum mengalami kerusakan yang signifikan setelah Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat. Bangunan ini mengalami kerusakan akibat petir, gempa bumi, vandalisme, dan polusi. Semua kursi marmer dan elemen dekoratif lainnya hilang, dan bangunan ini dianggap sebagai tambang batu selama lebih dari satu milenium.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement