SETIDAKNYA 10 rumah sakit di Jalur Gaza telah berhenti berfungsi karena pengeboman Israel dan kekurangan bahan bakar, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Minggu, (22/10/2023).
“Jumlah rumah sakit yang berhenti beroperasi karena penembakan dan kekurangan bahan bakar telah meningkat menjadi 10,” kata kementerian tersebut sebagaimana dilansir Sputnik.
Jumlah total institusi medis dari semua jenis yang menjadi sasaran penembakan Israel dan berhenti berfungsi karena hal ini telah mencapai 29, tambah kementerian itu.
Pada Jumat, (20/10/2023) kementerian mengatakan bahwa total korban tewas akibat serangan Israel terhadap Jalur Gaza telah mencapai hampir 4.400 orang, sementara lebih dari 14.200 lainnya terluka. Pada Minggu, jumlah korban tewas melebihi 4.600 orang.
Sementara itu, jumlah orang di Jalur Gaza yang harus meninggalkan rumahnya akibat meningkatnya konflik Palestina-Israel telah mencapai 1,5 juta orang, atau setara dengan 70% populasi Gaza, pemerintah Jalur Gaza yang berafiliasi dengan Hamas mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Pada 7 Oktober, kelompok Palestina Hamas melancarkan serangan roket besar-besaran terhadap Israel dari Jalur Gaza dan melanggar perbatasan, membunuh dan menangkap orang-orang di komunitas tetangga Israel. Israel melancarkan serangan balasan dan memerintahkan blokade total terhadap Jalur Gaza, rumah bagi lebih dari 2 juta orang, memutus pasokan air, makanan, dan bahan bakar.
Blokade kemudian dilonggarkan untuk memungkinkan truk-truk berisi bantuan kemanusiaan masuk ke Jalur Gaza. Eskalasi konflik telah mengakibatkan ribuan orang tewas dan terluka di kedua belah pihak.
(Rahman Asmardika)