JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar menggelar kegiatan “SangiRUN Night Trail” di Desa Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, pada 4 – 5 November 2023.
Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mendekatkan masyarakat dengan warisan budaya dan mengangkat kehidupan desa-desa di sekitar situs manusia purba Sangiran yang juga memiliki potensi seni, budaya, dan kriya.
SangiRUN Night Trail pertama kali digelar pada 2021 sebagai upaya pengembangan dan pemanfaatan Situs Manusia Purba Sangiran yang telah diakui oleh UNESCO pada tahun 1996 dengan nama "The Sangiran Early Man Site" sekaligus menghidupkan kembali olahraga lari yang selama masa pandemi tidak dapat dilaksanakan.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid mengatakan, tujuan acara ini adalah untuk mendekatkan warisan budaya Indonesia kepada masyarakat melalui aktivitas masyarakat yang relevan dan kekinian.
“Awalnya merupakan kegiatan olahraga untuk mendekatkan Situs Sangiran dengan masyarakat melalui lomba lari. Situs Sangiran merupakan sebuah situs yang menjelaskan pertumbuhan manusia. Dari situ kita lalu mencari tema yang relevan antara kegiatan lomba lari dengan substansinya sebagai warisan sejarah,” ujarnya, Selasa (24/10/2023).
Dalam kesempatan itu, juga kan ada Pameran Prasejarah bertema “Jejak Peradaban Prasejarah di Nusantara” merupakan Pameran “Kampung Purba” yang akan merefleksikan rekonstruksi kehidupan masa prasejarah dalam bentuk kampung yang terbagi dalam beberapa klaster.
Setiap klaster nantinya akan menggambarkan cara manusia hidup dan berdaptasi sehingga menciptakan sebuah peradaban yang khas dari masa ke masa. Pameran ini berlokasi di De Tjolomadoe, Karanganyar, Jawa Tengah.
“Pameran Prasejarah akan diselenggarakan bekerja sama dengan Museum Geologi Bandung untuk mengangkat kehidupan purba di masa lalu. Pameran ini juga akan memperlihatkan bahwa Indonesia merupakan salah satu tempat yang memiliki situs warisan dunia terbanyak di dunia,” tuturnya.
“Jadi ini salah satu kelebihan yang harus kita sadari bersama. Dengan adanya pameran, kita harap bisa mengidentifikasi juga semua tempat peninggalan yang perlu dikonsolidasi. Pameran ini kita harapkan bisa mengangkat semua temuan purbakala ke dalam satu pameran sehingga masyarat semakin mengenal warisan budaya yang kita miliki,” tutup Hilmar.
Ketua Panitia Penyelenggara SangiRUN Night Trail 2023, Andre Donas, mengatakan salah satu hal yang penting untuk tetap dipertahankan dalam kegiatan ini adalah pelibatan masyarakat, karena SangiRUN Night Trail tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan Situs Sangiran, tetapi juga mempertahankan potensi lokal yang ada.
(Fahmi Firdaus )