Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

1.000 Kucing Diselamatkan dari Rumah Jagal, Dijual Sebagai Daging Babi dan Kambing

Susi Susanti , Jurnalis-Rabu, 25 Oktober 2023 |22:04 WIB
1.000 Kucing Diselamatkan dari Rumah Jagal, Dijual Sebagai Daging Babi dan Kambing
1.000 kucing diselamatkan dari rumah jagal di China (Foto: LightRocket)
A
A
A

CHINA - Polisi di China atau Tiongkok telah menyelamatkan sekitar 1.000 kucing dari truk dalam perjalanan ke rumah jagal.

Menurut laporan media yang berafiliasi dengan pemerintah, penyelamatan ini menghentikan sebagian perdagangan gelap yang secara curang menjual daging kucing sebagai daging babi atau kambing dan memicu kekhawatiran baru mengenai keamanan pangan.

Outlet berita yang berafiliasi dengan pemerintah Tiongkok, The Paper, melaporkan berdasarkan informasi dari aktivis hewan awal bulan ini, petugas dari Zhangjiagang, di provinsi Jiangsu, Tiongkok timur, mencegat sebuah kendaraan yang digunakan untuk mengumpulkan dan mengangkut kucing yang ditangkap.

Laporan itu mengatakan tanpa intervensi, batch tersebut kemungkinan besar akan disembelih dan dikirim ke selatan untuk disajikan sebagai sate babi dan domba serta sosis.

Polisi dan otoritas pertanian sejak itu mengirim kucing-kucing itu ke tempat penampungan terdekat, setelah menggagalkan rencana yang bisa menghasilkan USD20.500.

Laporan tersebut tidak menyebutkan apakah ada penangkapan yang telah dilakukan, atau apakah kucing-kucing tersebut adalah kucing liar atau hewan peliharaan. CNN telah menghubungi polisi Zhangjiagang dan tempat penampungan hewan untuk memberikan komentar.

The Paper melaporkan bahwa aktivis hewan pertama kali melihat sejumlah besar kotak kayu berpaku yang berisi banyak kucing di dekat kuburan.

Aktivis berpatroli di jalan-jalan selama enam hari dan ketika truk mulai mengangkut kucing-kucing tersebut ke rumah jagal, mereka turun tangan dan menelepon polisi.

Gambar yang diterbitkan oleh The Paper menunjukkan kucing-kucing yang diselamatkan di tempat penampungan sedang beristirahat di kandang yang lebih besar.

Salah satu aktivis yang dikutip oleh outlet tersebut mengatakan operasi ilegal tersebut dapat menjual satu pon daging kucing dengan harga sekitar USD4 dengan menganggapnya sebagai daging kambing dan babi. Setiap kucing memiliki berat sekitar empat hingga lima pon setelah diproses.

“Beberapa orang akan melakukan apa pun karena ini menguntungkan,” terang Gong Jian, seorang aktivis yang membangun tempat perlindungan bagi kucing liar di Jiangsu, kepada The Paper.

Aktivis lainnya, Han Jiali, yang ikut serta dalam menghentikan truk tersebut, mengatakan kepada outlet berita Tiongkok bahwa ini bukan pertama kalinya, dan bahwa dia telah menghentikan perdagangan gelap serupa sebelumnya di Guangdong, sebuah provinsi di Tiongkok selatan.

Laporan tersebut memicu gelombang kekhawatiran baru mengenai hak-hak hewan dan keamanan pangan di media sosial Tiongkok, dan banyak yang menyerukan pengawasan yang lebih ketat oleh pihak berwenang.

Negara ini telah berjuang dengan sejarah panjang skandal pangan dan keamanan di masa lalu.

Salah satu skandal makanan yang menjadi viral baru-baru ini adalah tentang kepala tikus yang ditemukan dalam makanan sekolah di perguruan tinggi. Para pejabat lokal pada awalnya berkeras bahwa kasus tersebut hanyalah sebuah tipuan belaka, namun karena adanya kekhawatiran bahwa penyelidik provinsi akan menutup-nutupi kasus tersebut, mereka dipanggil dan ternyata sebaliknya.

Meskipun Tiongkok memiliki undang-undang yang mengatur dan melindungi ternak dan hewan yang terancam punah, tidak ada undang-undang umum yang menargetkan kekejaman terhadap hewan terhadap hewan peliharaan serta anjing dan kucing liar.

Kelompok pembela hak-hak hewan dan lingkungan telah lama berkampanye menentang penggunaan bagian tubuh hewan – termasuk dari banyak spesies yang terancam punah – untuk pengobatan tradisional. Ada juga peningkatan penolakan terhadap festival daging anjing tahunan di Yulin, di wilayah otonom barat Guangxi.

“Hewan tidak punya hak dan tidak ada jaminan keamanan pangan,” tulis salah satu dari ratusan pengguna yang ikut serta dalam perdebatan terbaru.

Topik tersebut telah dilihat lima juta kali pada Minggu (22/10/2023) saja.

Otoritas setempat mendapat kecaman pada 2021 lalu atas kematian beberapa hewan peliharaan yang di-eutanasia setelah pemiliknya dinyatakan positif Covid. Salah satu insiden yang melibatkan petugas kesehatan yang memukuli seekor corgi hingga mati dengan sekop, memicu ledakan kemarahan.

“Saya berharap negara ini dapat segera membuat undang-undang perlindungan hewan,” kata pengguna lain, merujuk pada skandal terbaru tersebut.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement