Dalam peristiwa Pemberontakan Madiun 1948, Musso berpidato tentang quisling-quisling dan penjual-penjual romusha Soekarno-Hatta. Dan Soekarno menjawab dengan pidato, pilih Soekarno-Hatta atau Musso-Amir Sjarifuddin.
Pemberontakan PKI Madiun 1948 dalam waktu cepat berhasil dipadamkan. Musso yang melawan saat hendak ditangkap, ditembak mati di Ponorogo Jawa Timur. Jenazah Musso dibakar dan dipertontonkan.
Begitulah perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia periode 1945-1949 yang penuh pergolakan.
(Qur'anul Hidayat)