Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Kisah Duel Panas Jenderal Soemitro dan Ali Moertopo, 2 Jenderal Kesayangan Soeharto

Destriana Indria Pamungkas , Jurnalis-Sabtu, 28 Oktober 2023 |17:08 WIB
Kisah Duel Panas Jenderal Soemitro dan Ali Moertopo, 2 Jenderal Kesayangan Soeharto
Ilustrasi untuk perseteruan Ali Moertopo dan Soemitro (Foto: Istimewa)
A
A
A

JAKARTA- Kisah duel panas Jenderal Soemitro dan Ali Moertopo, 2 jenderal kesayangan Soeharto akan dibahas kali ini. Rivalitas kedua jenderal tersebut pernah menggemparkan Indonesia pada masa Orde Baru.

Di mana hasil dari ‘Perang Bintang’ tersebut berujung pada meletusnya peristiwa Malari (Malapetaka Lima Belas Januari) pada 1974 di Jakarta. Malari sendiri merupakan peristiwa demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial yang konon didalangi oleh Ali Moertopo untuk melibas Soemitro.

 BACA JUGA:

Melansir dari berbagai sumber, Sabtu (28/10/2023), duel panas Jenderal Soemitro dan Ali Moertopo bermula setelah Pemilu 1971. Dimana pada saat itu Ali Moertopo yang bekerja di bawah lembaga Asisten Presiden (Aspri) sekaligus menjabat sebagai Kepala Operasi Khusus (Opsus) bertugas untuk menyukseskan pemilu melalui rangkaian operasi intelijen dan rekayasa politik.

Namun, Soemitro yang kala itu menjabat sebagai Pangkopkamtib merangkap Wakil Panglima ABRI mengusulkan kepada Presiden Soeharto agar Opsus dibubarkan.

Usulan Soemitro tentunya bukan tanpa alasan. Menurutnya, Opsus berpotensi memunculkan konflik kepentingan dan tumpang tindih antar institusi intelijen seperti BAKIN atau Intel Kopkamtib.

Tidak hanya itu saja, di mata Soemitro, Ali Moertopo memiliki ambisi yang besar untuk menjadi Kepala BAKIN. Padahal menurutnya Ali lebih cocok menjadi Menteri Penerangan jika dilihat dari kemampuan retorikanya. Ali juga diduga memiliki ambisi menjadi wakil Soeharto untuk kemudian maju sebagai presiden menggantikan jenderal bintang lima tersebut.

Di sisi lain, pihak Ali Moertopo mengungkapkan jika Soemitro kerap melampaui tugas dan kewenangan yang sebenarnya milik Perdana Menteri yang dirangkap oleh Presiden berdasarkan UU 1945 yang menganut sistem Presidensi.

Tugas yang bukan wewenang Soemitro tersebut diambil alih melalui keputusan Pangkopkamtib, pimpinan SKOGAR, Staf Komando Garnisun yang bertanggung jawab atas keamanan Ibu kota yang biasanya berada di tangan Pangdam Jaya.

Peristiwa persaingan sekaligus saling tuding antar jenderal itu pun mengakibatkan kekacauan pada 15-16 Januari 1974 yakni Malari. Peristiwa tersebut bertepatan dengan kunjungan Perdana Menteri Jepang Kakuei Tanaka.

Dengan demikian, Indonesia terancam kehilangan investor modal potensial dan membuat Presiden Soeharto merasa dipermalukan. Soemitro pun dianggap sebagai orang yang bertanggung jawab atas tragedi tersebut.

Soemitro pun mundur dari jabatan dan sempat diberikan opsi untuk menjadi Dubes AS. Namun, tawaran tersebut ditolak dan memilih untuk pensiun dini. Di sini Ali terlihat sebagai pemenang dari rivalitas tersebut.

Namun, Soeharto lalu membubarkan Lembaga Aspri karena tahu persis tindak-tanduk Ali Moertopo. Pasca Malari, pengaruh Ali pun berangsung pudar.

Demikian kisah duel panas Jenderal Soemitro dan Mayjen Ali Moertopo, 2 jenderal kesayangan Soeharto.

(Hafid Fuad)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement