Pengelolaan sampah dianggap pintu masuk mencapai target pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Deveopment Goals (SDGs). Sebab itu, sampah merupakan isu multisektor yang berdampak dalam berbagai aspek di masyarakat dan ekonomi.
"Dari segi edukasi perilaku, ini bisa didekati dengan pendekatan kesehatan masyarakat dan tentu berkaitannya dengan kesadaran lingkungan. Tetapi yang paling pokok ini harus ditindaklanjuti oleh Pemerintah karena pengelolaan sampah berkaitan dengan banyak sektor kehidupan,” tuturnya.
Persoalan daya tampung di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir (TPA), hingga maraknya kebakaran di TPS dan TPA yang mengancam kesehatan masyarakat tak luput dari sorotan DPR. Diakui Hermawan, bahwa besarnya populasi penduduk berdampak terhadap permasalahan sampah.
Ia pun menekankan agar sistem pengelolaan sampah menjadi salah satu yang diprioritaskan demi keberlangsungan hidup masyarakat.
"Betapa dengan penduduk 278 juta lebih, mungkin dalam 5-10 tahun kedepan akan lebih dari 300 juta orang, itu berarti sumber daya lingkungan semakin terganggu. Area terbuka hijau semakin sempit, semakin sulit lahan dan kebutuhan perumahan. Maka juga konsekuensinya penduduk yang banyak menyebabkan sampah akan semakin menumpuk,” katanya.
Hermawan juga menyoroti sikap dan budaya masyarakat menjadi salah satu faktor yang berpengaruh pada sistem pengelolaan sampah berkelanjutan. Berdasarkan United Nations Environment Programme (UNEP), pengelolaan sampah memiliki keterkaitan dengan isu kesehatan, perubahan iklim, pengurangan kemiskinan, keamanan pangan dan sumberdaya, serta produksi dan konsumsi berkelanjutan.
"Tentu saja sampah tidak bisa kita selesaikan begitu saja persoalannya hanya dengan membakar. Membakar sampah menjadi masalah baru karena di samping risiko lingkungan, sampah yang dibakar juga menimbulkan masalah-masalah baru maka harus ada recycling (daur ulang) demi lingkungan yang lebih baik,” ujarnya.
Hermawan sepakat dengan DPR yang mendorong pemerintah menggencarkan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah. Apalagi, sekarang generasi muda sudah sangat peduli terhadap isu lingkungan hidup, termasuk persoalan sampah yang mengancam bumi.
"Sejalan dengan perkembangan Abad ke-21 ini muncul kesadaran yang lebih dari milenial, generasi Z termasuk post generasi Z yang akan tumbuh menjadi generasi yang akan hidup pada cita-cita Indonesia emas 2045,” kata Hermawan.
(Arief Setyadi )