SINGAPURA – Singapura tetap konsisten menjaga hubungan dengan Israel dan Palestina, dan memberikan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil dalam perang Israel-Hamas.
Sikap Singapura ini kembali ditegaskan oleh Perdana Menteri (PM) Lee Hsien Loong pada pertengahan Oktober lalu.
Kala itu, Lee menjawab pertanyaan wartawan menjelang akhir perjalanannya ke Arab Saudi untuk menghadiri pertemuan puncak perdana antara para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Dewan Kerjasama Teluk (GCC).
GCC terdiri dari Arab Saudi, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar, Bahrain dan Oman, dan pertama kali menjalin hubungan dengan ASEAN pada 1990.
Seperti diketahui, pertemuan tersebut terjadi pada saat terjadi gejolak di Timur Tengah. Kelompok militan Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.400 orang – sebagian besar warga sipil – dan menyandera sekitar 200 orang.
Israel pun melakukan serangan balasan dengan mengepung Gaza, melancarkan gelombang serangan ke daerah kantong Palestina, memberlakukan blokade dan mengerahkan pasukan di perbatasannya. Termasuk melakukan serangan darat yang bersa-besaran.
ASEAN telah mengeluarkan pernyataan mengenai konflik tersebut, mendesak diakhirinya kekerasan. Negara-negara anggota juga menegaskan kembali dukungannya terhadap solusi dua negara yang dinegosiasikan yang akan memungkinkan Israel dan Palestina hidup berdampingan dengan damai.