Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tolak Gencatan Senjata, Menlu AS: Hamas Bisa Berkumpul Kembali dan Lakukan Serangan

Susi Susanti , Jurnalis-Senin, 06 November 2023 |09:09 WIB
Tolak Gencatan Senjata, Menlu AS: Hamas Bisa Berkumpul Kembali dan Lakukan Serangan
Menlu AS tolak gencatan senjata di Gaza (Foto: Reuters)
A
A
A

GAZA Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengatakan gencatan senjata Israel di Gaza akan memungkinkan Hamas untuk berkumpul kembali dan melakukan serangan lebih lanjut.

Namun dia menambahkan bahwa Israel harus mengambil “setiap tindakan yang mungkin” untuk mencegah jatuhnya korban sipil di daerah kantong tersebut.

Blinken melontarkan komentar tersebut pada Sabtu (4/11/2023) di Yordania setelah mengadakan pembicaraan dengan para pemimpin Arab, yang menginginkan pertempuran segera dihentikan.

Blinken, yang menyerukan jeda kemanusiaan dalam pertempuran dibandingkan gencatan senjata, mengatakan bahwa meskipun AS tidak setuju dengan para pemimpin Arab mengenai beberapa cara untuk mencapai perdamaian abadi di wilayah tersebut, tujuan mereka tetap sama.

“Kita semua memahami bahwa kita tidak hanya mempunyai kepentingan, namun juga tanggung jawab untuk melakukan segala yang kita bisa untuk memetakan jalan ke depan yang lebih baik bersama-sama,” ujarnya.

AS terus mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri melawan Hamas.

Sementara itu para pemimpin Arab menuduh Israel melakukan kejahatan perang.

“Kami tidak menerima bahwa ini adalah pembelaan diri,” kata Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi pada konferensi pers dengan Blinken setelah pembicaraan tersebut, yang juga melibatkan Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab, dan Mesir.

Safadi menggambarkan konflik tersebut sebagai "perang yang berkecamuk yang menewaskan warga sipil, menghancurkan rumah mereka, rumah sakit, sekolah, masjid dan gereja mereka."

“Hal ini tidak dapat dibenarkan dengan dalih apa pun dan tidak akan membawa keamanan bagi Israel, tidak akan membawa perdamaian di kawasan,” lanjutnya.

Ada kekhawatiran bahwa perang tersebut dapat menarik aktor-aktor regional lainnya dan menyebabkan destabilisasi di Timur Tengah.

Seperti diketahui, Israel mulai membom Gaza setelah Hamas membunuh lebih dari 1.400 orang di Israel dalam serangan mendadak pada 7 Oktober. Lebih dari 200 orang diculik dan mayoritas masih disandera.

Setidaknya 9.488 orang telah terbunuh di Gaza, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas.

Perjalanan Blinken ke Yordania terjadi sehari setelah dia mengunjungi Israel untuk berbicara dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang mengatakan tidak akan ada jeda kemanusiaan sampai semua sandera Israel dibebaskan.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) telah memfokuskan serangannya di bagian utara Gaza, menyusul peringatan berulang kali agar warga sipil meninggalkan wilayah tersebut.

Menurut utusan khusus AS untuk masalah kemanusiaan Timur Tengah, David Satterfield, sebanyak 400.000 warga sipil masih berada di wilayah tersebut,

IDF juga melancarkan serangan di wilayah selatan dan PBB telah memperingatkan bahwa tidak ada wilayah di Gaza yang aman.

Blinken berbicara pada Sabtu (4/11/2023) tentang perlunya meningkatkan secara signifikan jumlah bantuan yang masuk ke wilayah kantong tersebut melalui penyeberangan Rafah di Mesir.

Hanya pengiriman terbatas yang saat ini masuk ke Gaza, beberapa minggu setelah Israel mengumumkan pengepungan – memutus pasokan listrik, makanan dan air.

Menteri Luar Negeri AS juga telah bertemu dengan Perdana Menteri (PM) sementara Lebanon, Najib Mikati, untuk membahas kekerasan di sepanjang perbatasan selatan Lebanon dengan Israel, di mana sering terjadi pertempuran antara anggota kelompok Islam Syiah Hizbullah dan militer Israel.

Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, sejauh ini menahan diri untuk tidak menyerukan peningkatan serangan terhadap Israel, namun membiarkan pintu terbuka untuk tindakan lebih lanjut.

Blinken akan melakukan perjalanan ke Turki pada Minggu (5/11/2023) selama dua hari untuk berbicara dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan tentang konflik tersebut.

Kunjungan tersebut dilakukan setelah Ankara menarik duta besarnya untuk Israel dan memutuskan kontak dengan PM Israel Benjamin Netanyahu sebagai protes terhadap pertumpahan darah tersebut.

(Susi Susanti)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement