Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Ulah Tentara Inggris Bikin Bung Tomo Meradang hingga Serangan Pecah di Surabaya

Qur'anul Hidayat , Jurnalis-Sabtu, 11 November 2023 |05:20 WIB
Ulah Tentara Inggris Bikin Bung Tomo Meradang hingga Serangan Pecah di Surabaya
Bung Tomo. (Foto: Dok Ist)
A
A
A

ADA tiga rangkaian peristiwa yang memicu kemarahan Bung Tomo dan arek-arek Surabaya pada tentara Inggris. Bung Tomo pun berpidato dengan nada keras, tegas, dan mampu mengobarkan semangat juang rakyat Surabaya.

Setelah pidato itu suasana Kota Surabaya langsung sepi. Rakyat Surabaya mempersiapkan penyerangan ke tentara Inggris, dengan strategi perang gerilya dan perang rahasia yang diinstruksikan Moestopo dan Bung Tomo.

Lantas, apa yang membuat Bung Tomo marah besar?

Kala itu, suhu keamanan di Surabaya meningkat saat kedatangan kembali tentara Inggris dan sekutunya, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Mereka tiba di Surabaya sebulan lebih usai proklamasi kemerdekaan dengan utusan bernama Laksamana Pertama Paterson, yang merupakan pimpinan Angkatan Laut Sekutu di Asia Tenggara.

 BACA JUGA:

Setelah itu konon gelombang pertama tentara sekutu tiba dipimpin Kolonel PJG Huijer perwira tentara sekutu berkebangsaan Belanda yang datang di Surabaya pertama kali pada 23 September. Tak berselang lama setelah tentara Inggris mendarat, dua orang perwira staf Mallaby menemui Gubernur Soerjo.

Dua perwira staf Mallaby bermaksud mengajak Gubernur Soerjo dan seorang wakil BKR untuk berunding dengan Mallaby. Namun, undangan itu ditolak Gubernur Soerjo dengan alasan ia harus memimpin rapat, sebagaimana dinukil dari buku "Bung Tomo Hidup dan Mati Pengobar Semangat Tempur 10 November" karya Abdul Waid.

Namun, kemudian Gubernur Soerjo memutuskan mengirim Moestopo pimpinan Badan Keamanan Rakyat (BKR) untuk berunding dengan pihak Inggris, dan bertindak atas nama pemerintah Jawa Timur. Sejumlah pejuang seperti dr Soegiri, pejuang Surabaya, Moh Jasin pimpinan polisi istimewa, serta Bung Tomo, belum menghasilkan kesepakatan.

 BACA JUGA:

Bung Tomo adalah orang yang paling menolak seluruh keinginan Jenderal Mallaby karena menganggap ada misi terselubung kedatangan tentara Inggris di Surabaya. Namun di perundingan kedua pada 26 Oktober 1945, terjadi kesepakatan antara pemerintah Indonesia yang diwakili Residen Sudirman, Ketua KNI Doel Arnowo, wali kota Surabaya Radjiman Nasution, dan HR Mohammad Mangundiprojo dari Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan Inggris.

Kedua kubu membentuk Kontact Bureau antara Indonesia dengan tentara Sekutu. Namun, kesepakatan itu tak membuat Bung Tomo percaya begitu saja. Terbukti pasca Inggris memperbolehkan menggunakan gedung-gedung penting di Surabaya, Inggris menangkap Moestopo dan dipaksa menunjukkan di mana Kolonel Huijer ditahan.

Halaman:
      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement