Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Heboh Beda Perlakuan Sandera dan Stockholm Syndrome

Opini , Jurnalis-Kamis, 30 November 2023 |22:59 WIB
Heboh Beda Perlakuan Sandera dan Stockholm Syndrome
Irjen Pol (Purn) Hamidin Aji Amin. (Foto: Dok Pribadi)
A
A
A

SEBAGAIMANA ditayangkan diberbagai media tentang perjuangan keras sayap Hamas al - qassam melawan Pasukan Israel IDF yang modern dan canggih yang mereka tidak takut mati sebagai suhada melawan Israel, tentu mereka ini adalah orang orang hebat yang sangat keras terhadap pasukan musuhnya ( Israel ). Sebut saja nama Tokoh legenda hidup sekelas Yahya Sinwar, Muhamed Deif yang sekalipun sudah babak belur ditembak dan disiksa Israel dia tetap hidup sehingga dijuluki "manusia tamu" yang memiliki " sembilan nyawa ".

Ini mengambarkan bahwa mereka para pejuang Hamas ini adalah sosok sosok yang sadis dan beringas. Kalau tokoh pemimpinnya saja sudah demikian sadis dalam membantai musuhnya ( Israel ) , bagaimana dengan anak buahnya? Pasukannya? Pasti lebih sadis lagi. Tapi sejak jeda kemanusian minggu lalu, fakta dilapangan justru berkata sebaliknya. Pertukaran sandera antara Israel dan Hamas sampai hari keenam jeda kemanusiaan, seperti dimuat media barat, regional dan jurnalis domistik banyak meliput kesan positif, ramah, humanis yang dilakukan oleh prajurit Hamas saat serah terima sandera warga Israel.

Platform berita Israel Walla menulis judul besar dan mengatakan "Mereka tidak mengalami situasi yang tidak menyenangkan dan mereka diperlakukan sangat manusiawi " diceritakan disitu, ada kerabat dari keluarga Munder, nenek, ibu, dan anak lelakinya yang telah dibebaskan dari jalur Gaza hari jumat malam, menyampaikan apa apa saja yang disampaikan oleh sesama tawanan, setelah mereka mengunjungi keluarga tersebut.

Seorang anggota keluarga Munder mengatakan, "Tidak ada tawanan Israel yang mengalami situasi negatif dan buruk, mereka ( para tawanan ) diperlakukan sangat manusiawi, tidak ada cerita horor seperti yang kami duga." tegasnya. Anggota keluarga yang lain juga menyatakan bahwa para penduduk Israel bukanlah sasaran atau objek keserasan seperti dugaan banyak orang. Setelah mereka dibonceng dengan sepeda motor, dan dibawa ke Jalur Gaza, para penduduk Israel diberikan kesempatan untuk mengikuti berita di radio dan televisi yang sengaja diberikan kepada mereka.

Salah seorang sandera yang dibebaskan untuk pertama kalinya sejak penyerbuan 7 oktober 2023 lalu adalah Yocheved Lifshitz. Dia mengatakan dia berpasrah pada mereka, dan " Mereka ( Hamas ) mengurus setiap kebutuhan kami dengan sangat baik. Mereka memberi kami, makanan itu persis sama dengan yang mereka makan. Di Gaza itu Kami tidur di kasur , dan mereka sangat memperhatikan kebersihan agar kami tidak jatuh sakit . Ada dokter yang memeriksa keadaan kami. Paramedis merawat dengan sangat detail memastikan semua dalam keadaan lengkap dan toiletnyapun harus bersih. Dan mereka pula yang membersihkan.

Surat terima kasih untuk Anggota Hamas

Ada yang menarik dan terungkap pasca pertukaran tawanan israel Hamas, yaitu sebuah fakta fitnah genosida Hamas terhadap sipil Israel. Ada sebuah surat - hanya sebuah surat - tapi surat itu menggegerkan dunia. Surat yang ditulis kepada orang Hamas oleh tawanan Israel yang telah dibebaskan. Dia adalah Daniele Aloni. Surat itu penting karena surat itulah sepenuhnya telah menghancurkan propaganda hitam Israel dan Barat pro Israel terhadap Hamas. Dialah Daniele Aloni, dia bersurat hanya unyuk Berterima kasih kepada Hamas, dalam suratnya, nyonya Israel ini berkata, "Terima kasih kepada Anda, putri saya melihat dirinya diperlakukan laksana seorang ratu di Gaza." Sebuah pernyataan yang tentu mengejutkan negara-negara Barat yang telah menjadikan tawanan sebagai obyek propaganda hitam Israel terhadap Hamas.

Sementara iyu, pertukaran antara Hamas dan Israel yang nyata nyata telah melakukan genosida terus berlanjut. Perbedaan antara Israel dan sikap Hamas terhadap para tawanan, telah memunculkan fakta baru di hadapan mata dunia tentang kekejaman dan humanisme dalam kacamata yang berbeda. Sementara disisi yang lain, para tawanan Palestina, yang sempat berbicara di media berbicara tentang penyiksaan yang mereka derita di penjara-penjara Israel. Untuk itu Pemerintah Tel Aviv telah mengambil langkah mengkarantina warganya sendiri untuk mencegah mereka menceritakan tentang perlakuan baik yang diterima para tawanan Israel yang dibebaskan di terowongan Gaza.

Pertukaran sandera dalam lingkup perjanjian jeda kemanusiaan antara Israel yang melakukan genosida dan Hamas masih terus berlanjut. Berbagai pernyataan para sandera yang dibebaskan sekali lagi mengungkapkan sikap kemanusiaan Hamas terhadap orang Israel dan penyiksaan yang dilakukan Israel terhadap orang Palestina.

Pertukaran tahanan yang telah berlangsung sejak Jumat minggu lalu, 61 tahanan Israel , termasuk satu pria, yang lainnya wanita dan anak-anak, serta 180 tahanan Palestina, wanita dan anak-anak, yang ditawan di Israel telah dibebaskan dari Gaza . Pembebasan tahanan ini juga menunjukkan kepada dunia bahwa Hamas , yang telah berusaha difitnah oleh pers Barat yang pro Israel dengan berbagai fitnah kejam sejak 7 Oktober, ternyata mereka keluar dari pertukaran tahanan dengan bersih.

Media dan menejemen persepsi

Sudah terang benderang terungkap ditengah tengah masyarakat dunia bahwa ada perbedaan sikap mendasar dalam memperlakukan tawanan antara Israel dan Hamas. Perbedaan itu terlihat jelas, pers Barat yang pro Israel terus melakukan manajemen persepsi. Kantor berita internasional AP menekankan bahwa para tahanan Palestina, yang sebagian besar ditangkap ternyata masih anak-anak, "dituduh oleh pengadilan militer Israel telah melakukan serangan mematikan."

Sementara Israel yang melakukan praktek genosida, dalam penyerahan para tawanan mereka juga tetap membangun pos pemeriksaan di jalan-jalan di Yerusalem Timur, termasuk mereka menggerebek rumah beberapa tawanan Palestina. Israel menyatakan bahwa tidak boleh ada perayaan atau pertemuan di rumah-rumah tersebut.

Seperti tidak terbendung, tahanan Palestina yang dibebaskan berbicara satu per satu tentang penyiksaan yang mereka derita selama di penjara Israel . Seorang sandera perempuan Palestina mengatakan bahwa tidak mendapat makanan, toilet, bantuan medis dan tempat tidur yang layak di penjara-penjara pendudukan Israel. Perempuan-perempuan ditelanjangi, digeledah dan perlakukan semena mena. Bukan rahasia lagi Israel telah menyiksa warga Palestina. Mereka melakukan segala upaya untuk menutupi perlakuan terhadap sandera yang sangat manusiawi oleh Hamas diGaza. Terutama setelah penduduk Israel Yochaved Lifshitz, yang dibebaskan oleh Hamas pada tanggal 23 Oktober lalu, dia mengatakan kepada jurnalis bahwa ia diperlakukan dengan sangat baik di terowongan di Gaza. Karena pernyataan itj Israel menjadi marah, dan sejak itu secara resmi mereka mengkarantina para sandera Israel dan melarang mereka bertemu dengan siapapun terlebih jurnalis.

Pihak Israel dalam bebwrapa minggu terakhir kembali dipusingkan tatkala muncul banyak gambar diberbagai platform media , bertema beberapa sandera yang dibebaskan oleh Hamas. Ada juga ucapan terima kasih kepada pejuang Qassam. Sangat humanis.

Dengan strategi berbeda, untuk pengawasan, pasukan keamanan Israel berpura-pura mengikuti para sandera. Padahal terungkap bahwa bahwa taktis itu dipakai Israel yang telah mempertimbangkan bahwa para sandera tidak boleh berbicara kepada masyarakat, karena beberapa sandera sempat menyatakan bahwa mereka diperlakukan dengan baik, dan diberi kesempatan leluasa untuk menjalankan kewajiban ibadah agama mereka. Diketahui oleh berbagai media bahwa ada beberapa sandera yang khusus dilengkapi penjaga keamanan yang ditempatkan di rumah mereka. 

Bagaimana prilaku tentara Israel

Pada hari ke-4 perjanjian gencatan senjata yang lalu, pada tanggal 24 November, Israel membebaskan 33 tahanan, termasuk 30 wanita dan 3 anak-anak. Sebaliknya Brigade Qassam menyerahkan 11 warga Israel ke Palang Merah Internasional

Momen Israel semakin panas kembali terjadi. Dalam cuplikan momen penyerahan tahanan Israel oleh Brigade Qassam, tahanan yang dibebaskan terlihat melambai lambaikan tangannya dwngan penuh keakraban kepada tentara Palestina. Meski ada masalah kekurangan pangan di Gaza, pejuang Brigade Qassam terlihat memberikan makanan dan minuman kepada sandera Israel bahkan pada saat mereka menyerah. Apa yang dimakan oleh tawanan itu juga yang dimakan oleh para pejuang Hamas. Lalu timbul pertanyaan siapa yang teroris itu?. Yang jelas , Perbedaan antara Brigade Qassam yang tampaknya mematuhi semua aturan hukum perang, dan Israel yang membangkang sekali lagi terungkap.

Bertentangan dengan sikap kemanusiaan Brigade Qassam terhadap Israel, praktik sebaliknya dilakukan justru dilakukan pihak Israel.

Betapa tidak, tentara Israel turun tangan selalu dengan gas air mata dan peluru tajam, dan mereka tidK segan menembaki mereka yang berkumpul di kota untuk menyambut tahanan Palestina. Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa seorang warga Palestina tewas akibat tembakan tentara Israel.

Tidak hanya itu, Israel juga mengerahkan pasukannya di sekitar rumah tawanan Palestina yang dibebaskan di Yerusalem Timur. Mereka bahkan mendirikan pos pemeriksaan di jalan-jalan.Tidak puas dengan hal ini, Israel mengerahkan pasukannya di sekitar rumah tawanan Palestina yang telah dibebaskan di Yerusalem Timur, dan lagi lagi juga mendirikan pos untuk pemeriksaan di jalan-jalan.

Polisi Israel, yang juga telah menggerebek rumah beberapa tahanan Palestina, memperingatkan keluarga tersebut " untuk tidak mengadakan perayaan atau berkumpul di rumah".

Masih ada lagi sandera yang dibebaskan Israel dari penjara tapi dia tidak mampu berjalan dan hilang ingatan akibat penyiksaan pihak Israel.

Marah Bakir dari Palestina, yang ditangkap oleh Israel pada saat usia 16 tahun dan dibebaskan 8 tahun kemudian, menyatakan bahwa Israel menyiksanya secara brutal dan berkata, " Daripada memenuhi kebutuhan medis kami, Israel secara brutal menyiksa kami dan menjatuhkan hukuman berat ." dia berkata.

Lain lagi cerita tentang Attaf Ceradat , 50 tahun, salah satu tahanan perempuan Palestina yang dibebaskan dalam lingkup perjanjian pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas, dia mengatakan bahwa perempuan Palestina di penjara-penjara Israel dipukuli dengan kejam setelah tanggal 7 Oktober.

Dia menjelaskan, “ Setelah tanggal 7 Oktober, tawanan perempuan ditempatkan di isolasi. Saya juga dipukuli hingga meninggalkan bekas luka di tubuh saya. “ Kami dihina dan dibiarkan tanpa tempat tidur atau selimut"

Salah satu anak yang juga dibebaskan dari penjara bawah tanah Israel dalam lingkup perjanjian pertukaran tahanan mengatakan, “ Ketika sensus dilakukan, mereka menyerang kami tanpa alasan, mematahkan lengan saya dan tidak memperlakukan saya dengan cara apa pun. "Mereka membalut lengan saya sehari sebelum saya meninggalkan penjara ."

Tahanan anak-anak Palestina lainnya yang menggambarkan pengalamannya di penjara berkata, “Mereka memukuli saya sebelum saya meninggalkan penjara, dan kemudian mereka memukuli saya saat pemeriksaan dokter. Situasi di penjara sangat buruk. “Mereka membalas dendam pada para tahanan.” katanya.

Pelanggaran perjanjian mutlak

Israel ternyata ditengah berjalannya perjanjian jeda kemanusiaan masih melakukan pengejaran dari udara terhadap sandera dari Israel. Mereka secara terang terangan kembali melanggar perjanjian tepat

di hari ke-4 perjanjian pertukaran tawanan. Israel secara diam-diam ternyata mengikuti para sandera yang akan diserahkan ke Palang Merah oleh Brigade Qassam dengan UAV. Sebaliknya, Hamas justru sangat menunjukkan contoh kemanusiaan pada pertukaran ke-4 itu. Israel, sebagaimana isi perjanjian, seharusnya justru menghentikan lalu lintas udara di Jalur Gaza dalam kerangka perjanjian gencatan senjata yang dicapai dengan Hamas. Tapi israel tidak menepati janjinya lagi. Diketahui juga bahwa Israel telah denga diam-diam mengikuti pertukaran tahanan dengan kendaraan udara tak berawak. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mempublikasikan gambar para sandera yang diserahkan kepada delegasi Palang Merah Internasional pada hari ke-4 pertukaran tahanan.

Berbagai rekaman yang direkam dengan drone, mengungkap bahwa tentara pendudukan Israel memang sedang mengikuti para sandera dan pejuang Brigade Qassam yang akan menyerahkan mereka.

Pertanyaan kritis mengenai bagian mana dari rekaman yang tidak dipublikasikan yang diliput dan apakah para pejuang Qassam diikuti dari awal hingga akhir masih belum terjawab.

 

Sockholm syndrome tawanan Israel

Dalam kasus penyanderaan maka yang disandera adalah korban kejahatan, dan penyandera adalah pelakunya. Tapi manakala korban kejahatan penyanderaan diperlakukan sangat baik, sympaty dan emphaty mampu ditunjukan oleh pelaku penyandera, maka dalam banyak kasus penyanderaan, sandera kemudian bersympaty balik pada pelaku. Bahkan membantu pelaku. Itulah yang dilakukan Hamas. Dia tidak menganggap tawanan sebagai orang dalam kekuasaannya, rendah dan hina, diposisikan sama. Maka kini secara teori Hamas telah memenangkan perang melawan Israel. Ternyata senjata yang canggih, mampu dikalahkan dengan membangun kesederhanaan, sympathy dan empathy dibungkus dengan tekat baja untuk menang.

Semoga konflik segera berakhir

Irjen Pol (Purn) Hamidin Aji Amin

 

Mantan Direktur Pencegahan dan Deputi Bidang Kerja Sama Internasional BNPT

(Qur'anul Hidayat)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement