"Kami akan lebih banyak mengalihkan beban/debit ke KBT (Kanal Banjir Timur) untuk mengurangi beban Rumah Pompa Kali Tenggang. Ada Pompa Muktiharjo, lalu masuk ke Pompa Waru. Dari Waru kita akan tambah pompa untuk masuk ke KBT," tuturnya.
Dengan sistem tersebut, imbuhnya, beban Rumah Pompa Kali Tenggang maupun Kali Sringin menjadi tidak terlalu berat. "Saat ini detail enginering desain (DED) sudah ada. Mudah-mudahan pada tahun 2024, kita bisa mulai kerjakan," ujarnya.
Dijelaskan Menteri Basuki, penanganan banjir di Kota Semarang dilakukan menggunakan sistem polder dan pompa, yang mencakup area Semarang Barat, Semarang Tengah, serta Semarang Timur yang terdiri atas Rumah Pompa Tenggang dan Sringin.
Menurutnya, sistem polder dan pompa tersebut dirancang untuk mengatasi banjir rob yang terjadi di Kota-kota Pantura Jawa, seperti Semarang, Pekalongan, Tegal hingga Jakarta.
(Agustina Wulandari )